Kisah Ibu Hamil Hendak Lahirkan Putranya, Tati Ditandu 13 Kilometer ke Puskesmas Terdekat

TRIBUNJATENG.COM, POLEWALI MANDAR – Perjuangan besar dialami seorang ibu hamil yang hendak melahirkan putranya di wilayah Polewali Mandar.

Tati, warga tersebut terpaksa harus ditandu oleh belasan warga sejauh belasan kilometer dari rumah menuju Puskesmas terdekat.

Dia tak bisa diangkut menggunakan kendaran lantaran jalur yang dilewati sangat rusak parah.

Baca juga: Kronologi Ibu Hamil Melahirkan di Mobil Ambulans Karena Jalan Rusak Saat Menuju ke Rumah Sakit

Baca juga: 3 Tips Agar Nyaman Naik KA Saat Lebaran, Ibu Hamil Wajib Sertakan Surat Keterangan Sehat

Seorang ibu hamil di Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat terpaksa ditandu warga menuju Puskesmas Bulo, yang jaraknya sekira 13 kilometer dari rumahnya pada Senin (20/5/2024).

Jalanan di Desa Lenggo ini rusak parah selama bertahun-tahun, tidak dapat dilewati kendaraan roda dua dan roda empat.

Dari rekaman video yang beredar, terlihat warga bergantian menandu ibu hamil yang diketahui bernama Tati ini ke Puskesmas Bulo.

Kondisi jalan yang terjal, licin, berbatu, dan menurun membuat perjalanan menjadi lama.

Warga membutuhkan waktu 4 jam untuk tiba di Puskesmas Bulo.

Masdar, suami Tati mengatakan, istrinya biasanya dirawat oleh dua bidan desa.

Namun karena kondisi Tati sulit untuk melahirkan secara normal, dia dirujuk ke pusat layanan medis terdekat, di Puskesmas Bulo.

"Istri saya berjuang melawan maut selama dalam perjalanan," kata Masdar seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (22/5/2024).

Masdar menceritakan, kondisi jalan yang terjal, licin, serta berlubang membuat warga yang menandu beberapa kali terperosok ke lubang jalan.

Baca juga: Duduk Persoalan Ibu Hamil Istri Pasien Diduga Dilecehkan Dokter RS Swasta di Palembang

Baca juga: Kisah Ibu Hamil Terjang Banjir Jelang Persalinan, Air Setinggi Lutut Ambulans Tak Berani Terobos

“Kondisi kerusakan sudah bertahun-tahun dan tidak bisa dilewati roda dua, apalagi roda empat," kata Masdar.

Ironisnya, kejadian seperti ini bukan yang pertama.

"Bukan kali ini saja warga menghadapi situasi sosial yang serupa."