Berita Ekonomi
HET Beras Segera Naik, Ini Angka Kisarannya
Badan Pangan Nasional (Bapanas) bakal menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras dalam waktu dekat
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) bakal menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras dalam waktu dekat. Hal itu disebut sebagai penyesuaian biaya produksi.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono mengatakan, saat ini aturan untuk ketetapan HET baru tengah disusun dalam Peraturan Badan Nasional (Perbadan).
"Ini sedang berproses, sehinga ketika regulasi peraturan badan soal HET selesai nanti bisa diterapkan," katanya, kepada Kontan, Selasa (21/5).
Menurut dia, ketetapan HET beras baru akan disesuaikan dengan kebijakan relaksasi yang saat ini berjalan.
Adapun untuk HET beras premium akan naik menjadi Rp 14.900-Rp 15.800 per kg dari sebelumnya Rp 13.900-Rp 14.800 per kg.
Baca juga: Harga Beras Rawan Naik Lagi di Musim Kemarau, Inilah Penyebabnya
Sementara untuk HET beras jenis medium akan naik menjadi Rp 12.500-Rp 13.500 per kg dari sebelumnya Rp 10.900-Rp 11.800 per kg.
"Sejauh ini angkanya masih sama dengan ketetapan perpanjangan relaksasi HET beras kemarin, termasuk untuk jenis beras medium," ucapnya.
Maino menuturkan, penyesuaian HET itu disesuaikan dengan kondisi input biaya produksi yang turut berubah. Sehingga, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan relaksasi atau fleksibilitas HET untuk respon cepat kondisi perberasan.
"Karena kalau membuat peraturan ini akan lama membutuhkan harmonisasi kementerian/lembaga terkait. Makanya sembari ini berproses pemerintah mengeluarkan kebijakan fleksibilitas," jelasnya.
Adapun, pengamat peratanian Center of Reform on Economics (CORE), Eliza Mardian menilai, kenaikan HET itu lebih ingin mendorong penjual agar menggelontorkan beras ke pasar, sehingga stok memadai.
Ia tidak setuju apabila kenaikan HET itu dikaitkan dengan kenaikan input. Pasalnya, jika alasannya demikian, pemerintah seharusnya mengutamakan kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah petani.
"Kalau relaksasi HET itu yang diuntungkan adalah pedagang besar beras yang mengendalikan stok," bebernya.
Untuk memastikan stok, Eliza menyatakan, perlu kebijakan yang berpihak kepada petani, agar mereka dapat meningkatkan produksi. Satu di antaranya memastikan gabah petani dapat dibeli dengan harga wajar, yaitu Rp 7.000/kg sesuai dengan aspirasi dari petani yang terdampak kenaikan biaya input seperti sewa lahan hingga kenaikan biaya tenaga kerja.
"Jadi sebelum perbaikan HET beras, naikkan dulu HPP di tingkat petani sesuai dengan aspirasi mereka yaitu Rp 7.000/kg," tukasnya. (Kontan/Lailatul Anisah)
Pasca Panen Raya, Inflasi Jateng Masih Terjaga |
![]() |
---|
Tak Hanya Ramah Lingkungan, Penggunaan Biofuel Gerakkan Ekonomi Lokal |
![]() |
---|
Bahan Bakar Baru Digencarkan, Akademisi Ungkap Keunggulan Teknis Biofuel |
![]() |
---|
Pelaku UMKM Di Semarang Didorong Investasi di Pasar Modal |
![]() |
---|
Dorong Ekonomi Berkelanjutan, Kadin Kota Semarang Kolaborasi Perkuat Ekosistem Bisnis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.