Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kasus Kecelakaan Truk Diduga Milik Pewira Polisi Vs Pemotor hingga Tewas Dapat SP3, Keluarga Ngamuk

Nurhasnah tewas saat melintasi jalan Payakumbuh-Lintau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Kejadian itu terjadi pada 4 Maret 2024.

Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
tiktok
Kasus Kecelakaan Truk Diduga Milik Pewira Polisi Vs Pemotor hingga Tewas Dapat SP3, Keluarga Ngamuk 

TRIBUNJATENG.COM- Nurhasnah tewas saat melintasi jalan Payakumbuh-Lintau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Kejadian itu terjadi pada 4 Maret 2024.

Kakak ipar Nurhasanah, Dewi Novita merasa geram dengan pihak kepolisian yang menangani kasus ini.

Dewi Novita menceritakan bahwa saat itu, Nurhasnah mau pulang usai mengantar anaknya ke sekolah dengan mengendarai motor Honda Scoopy.

Lalu, motor yang dikenadari Nurhasanah bertabrakan dengan sebuah truk.

"Adik saya mengalami kecelakaan mobil, sehingga dgn kehendak Allah nyawa nya tdk bisa diselamatkan lagi," tulis Dewi.centong di akun Tiktok pribadinya.

Dewi Novita mengatakan bahwa truk yang bertabrakan dengan Nurhasanah adalah seorang pewira polisi yang diduga pejabat Polda Sumbar.

"sudah ada kejanggalannya, yg punya truk ini adalah salah satu pejabat di POLDA SUMBAR," tulisnya.

Dewi Novita mengatakan saat itu sopir truk hanya mampu memberikan uang Rp 5 juta.

Dewi Novita mengatakan ia sanat terkejut dengan keputusan kepolisian yang menghentikan kasus tersebut.

Menurut polisi, kelalaian ada di pihak pengendara motor, yakni Nurhasanah yang sudah tewas.

"Dari proses hukum nya tiba-tiba di keluarkan lah SP3 dan sopir truk nya bebas, karena menurut penyidiknya adik saya yang sudah meninggal ini yang salah," tulisnya.

Dewi Novita merasa sangat kesal karena tidak mendapat empati dari pihak sopir maupun kepolisian.

Dewi Novita berharap keadilan karena adik iparnya sudah meninggal dan disebut-sebut salah dalam kasus ini.

Nurhasanah ditetapkan sebagai tersangka dan karena sudah meninggal maka kasus ini dihentikan.

"Lebih miris lagi, selain sopir truk nya bebas, tidak ada sedikit pun empati yang mereka berikan kepada keluarga korban. Sedih ya, seandainya ini yang punya bukan pejabat POLDA SUMBAR mgkn mereka akan berpesta pora dengan kejadian ini. Mohon berikan keadilan untuk adik kami pak, itu nyawa manusia pak, tapi seperti tidak ada harga nya buat bapak," tulis Dewi Novita.

 

Merasa dipersulit

Pada 17 Mei 2024, Dewi mengungkapkan adiknya dan ibunya mendatangi Polres Payakumbuh dengan tujuan ingin meminta surat keterangan kematian yang asli.

Polisi saat itu tidak mau memberikan karena alasan masih membutuhkan administrasi berkas perkara penyidikan.

Kemudian, Dewi langsung mendatangi Polres Payakumbuh. Sembari memvideokan, ia marah-marah kepada anggota kepolisian yang ada di Gakkum Satlantas.

Video ini lalu diupload ke media sosialnya hingga viral.

 

Pihak kepolisian mengatakan bahwa surat kematian itu ia pakai untuk proses penyelidikan.

“Kami sudah buat keterangan yang menyatakan bahwa surat keterangan kematian ada di penyidik ada di berkas perkara. Supaya pihak leasing bisa menggunakan secara utuh fotokopi. Bukan kami tidak mau berikan, kami butuh juga,” imbuhnya.

Firdaus mengakui hasil penyidikan kelalaian berada ada pada pengendara sepeda motor. Maka itu, kasus ditutup karena pengendara sepeda motor meninggal dunia.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved