Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Magelang

Kronologi Tawuran Pelajar di Magelang, Satu Sekolah Beda Geng, Korban Luka 12 Tusukan

Kasus pembacokan terhadap seorang pelajar di Magelang yang videonya sempat viral di media sosial akhirnya terungkap.

Editor: m nur huda
Tribun Jogja/ Yuwantoro Winduajie
Konferensi pers kasus penganiayaan di Mapolresta Magelang, Selasa (28/5/2024). Kasus pembacokan terhadap seorang pelajar di Magelang yang videonya sempat viral di media sosial akhirnya terungkap. 

TRIBUNJATENG.COM - Kasus pembacokan terhadap seorang pelajar di Magelang yang videonya sempat viral di media sosial akhirnya terungkap.

Pembacokan pelajar di wilayah Cawang, Bulurejo, Magelang, tersebut ternyata bermula tawuran antar geng remaja.

Aksi tawuran itu menyebabkan seorang pelajar sekolah menengah pertama mengalami luka bacok parah.

Kronologi kejadian bermula ketika kelompok korban membuat tantangan terbuka di Instagram untuk melakukan aksi tawuran.

Tantangan itu direspon kelompok tersangka hingga tawuran pun pecah.

Baca juga: Saling Tantang di Medsos, Seorang Remaja Dibacok Gerombolan di Meryotudan Magelang

Hingga terjadi pengeroyokan dengan menggunakan senjata tajam (sajam) terhadap seorang remaja di wilayah Cawang, Bulurejo, Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (26/5/2024) pukul 04.00 WIB.

"Kelompok korban mengundang tawuran lewat IG. Saat minum dekat Rindam, kelompok korban mengundang untuk tawuran," ujar Kapolresta Magelang, Kombes Pol Mustofa.

Kemudian saat massa hendak membubarkan diri, korban tertinggal dari kelompoknya dan menjadi bulanan-bulanan gerombolan tersangka.

Korban dikeroyok oleh tujuh orang menggunakan berbagai jenis senjata tajam hingga tumpul.

Setelah dianiaya, korban sempat tergeletak di pinggir jalan dan ditolong warga setempat yang hendak menunaikan ibadah Salat Subuh.

"Korban mengalami 12 luka tusukan di punggung, siku, tangan kanan, pantat dan paha. Untungnya tidak ada bacokan di daerah vital. Korban sempat dirawat RS Merah Putih namun sekarang bisa menjalani rawat jalan," cetusnya.

Mustofa menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan, sebagian besar peserta tawuran menenggak minuman keras sebelum ikut tawuran.

Bahkan korban sempat tak bisa dimintai keterangan oleh polisi karena masih terpengaruh alkohol.

"Mendasari keterangan korban, korban masih dalam pengaruh miras. Penyidik kesulitan menginterogasi korban karena keterangan berubah-ubah dan tidak bisa didengar dengan jelas," ujarnya.

"Jadi mereka minum miras dulu di dekat Rindam. Kelompok tersangka juga minum," sambungnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved