Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Israel vs Hamas

Tentara Mesir dan Israel Baku Tembak di Rafah, Satu Tentara Mesir Tewas

Pasukan Israel terlibat baku tembak dengan tentara Mesir di perbatasan Rafah yang berdekatan dengan Mesir dan Jalur Gaza.

Anadolu Agency
Ilustrasi tentara Mesir 

TRIBUNJATENG.COM, KAIRO -- Pasukan Israel terlibat baku tembak dengan tentara Mesir di perbatasan Rafah yang berdekatan dengan Mesir dan Jalur Gaza.

Imbas insiden ini seorang anggota pasukan keamanan Mesir dilaporkan tewas.

Belum diketahui secara pasti penyebab dari aksi baku tembak itu. Namun lembaga penyiaran publik Israel mengatakan baku tembak terjadi karena pihak Mesir melepaskan tembakan terlebih dahulu dan tentara Israel bertindak untuk membela diri.

Sementara itu dua sumber keamanan Mesir menyebut penembakan pecah setelah seorang tentara Mesir yang ditempatkan di menara pengawas bereaksi ketika melihat sebuah kendaraan lapis baja yang membawa pasukan Israel melintasi garis perbatasan dekat perbatasan.

Saat itu tentara Israel terlihat mengejar dan membunuh beberapa warga Palestina.

Alasan ini yang membuat pasukan Mesir geram hingga mereka melepaskan tembakan ke Israel. Hingga memicu baku tembak antara kedua belah pihak dan berakhir pada tewasnya satu tentara Mesir sedangkan pasukan Israel mengalami luka-luka.

Insiden Penembakan

Baik pemerintah Tel Aviv maupun Kairo hingga kini masih bungkam terkait insiden pembakaran itu, akan tetapi melansir dari Anadolu saat ini Mesir mulai melakukan penyelidikan awal atas insiden penembakan yang telah meregang nyawa 1 prajurit Mesir.

“Angkatan bersenjata Mesir, dengan bantuan otoritas terkait, sedang melakukan penyelidikan atas insiden penembakan di wilayah perbatasan Rafah, yang menewaskan orang yang bertanggung jawab atas keamanan,” kata juru bicara militer Mesir, Kolonel Abdel-Hafez Gharib mengutip dari Anadolu.

"Kami memperingatkan agar tidak membahayakan keamanan dan keselamatan personel keamanan Mesir yang ditempatkan di perbatasan," imbuhnya.

Buntut baku tembak tersebut hubungan Mesir dan Israel kini saling bersitegang, terlebih belakangan ini Israel kerap menyalahkan Mesir karena telah membuat warga sipil Gaza kelaparan buntut penutupan Rafah sehingga bantuan kemanusiaan tak bisa masuk.

Perlu diketahui, Mesir dan Israel sempat terlibat 4 kali perang besar. Perang Yom Kippur pada tahun 1973 menjadi yang terakhir. Tak lama dari konflik itu kedua negara sepakat menandatangani Perjanjian damai Camp David pada September 1978.

Pada perkembangannya, Mesir dan Israel menikmati hubungan yang damai, meski sejatinya mereka bisa dibilang tidak terlalu ‘bersahabat’. Terlebih, pada periode Arab Spring muncul kekhawatiran Israel tentang hubungannya dengan Kairo.

Keretakan hubungan Israel dan Mesir kembali memanas setelah Mesir PM Israel Benyamin Netanyahu mengutus pasukannya untuk melakukan operasi militer ke Rafah, kota perbatasan Mesir.

Tak sampai disitu, negara Zionis itu turut memerintahkan ratusan ribu warga Palestina untuk meninggalkan kota Rafah menuju wilayah perbatasan Rafah yang berada di dekat Mesir, untuk mempercepat migrasi tersebut Israel bahkan mengirim beberapa tank tempur.

Menlu Desak Perdamaian

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mendesak negara-negara Eropa untuk mendukung implementasi solusi dua negara atau two-state solution, dalam mengatasi konflik Israel - Palestina.

Pernyataan desakan ini disampaikan Retno saat hadir dalam pertemuan antar beberapa negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) dan negara anggota Uni Eropa (UE) serta beberapa negara eropa lainnya, di Brussel, Belgia pada Minggu (26/52024) kemarin.

Retno menyatakan pertemuan ini amat penting lantaran kian memburuknya situasi di Palestina, dan di satu sisi negeri zionis Israel enggan mematuhi putusan Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ).

“Pertemuan ini sangat penting artinya di tengah semakin memburuknya situasi di Palestina dan semakin tidak diindahkannya keputusan-keputusan Mahkamah Internasional oleh Israel. Pertemuan tersebut saya gunakan untuk melakukan appeals (seruan) terhadap negara-negara Eropa agar two-state solution dapat diimplementasikan,” kata Retno dalam keterangan resminya, Selasa (28/5/2024).

Adapun dalam kesempatan pertemuan di Belgia itu, Retno menyampaikan sejumlah seruan. Pertama, Indonesia mendesak adanya gencatan senjata segera dan permanen.

Semua pihak diminta berusaha agar Israel mematuhi putusan Mahkamah Internasional dan menyetop agresi militer di Rafah agar pengiriman bantuan kemanusiaan bisa dilakukan.

Kedua, Indonesia menyerukan negara-negara Eropa mendukung United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) atau Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebab UNRWA dipandang punya peran penting dalam mencegah situasi kemanusiaan semakin memburuk di Palestina.

Ketiga, Indonesia menilai penting pengakuan negara-negara dunia terhadap Palestina, dan mendorong keanggotaannya di PBB.
Setiap negara diharap menggunakan pengaruhnya untuk mencegah adanya veto yang mengeliminasi peluang keanggotaan Palestina di PBB. Indonesia merasa bahwa keanggotaan Palestina di PBB membantu mereka membangun negaranya.

“Keanggotaan Palestina di PBB akan membantu Palestina dalam membangun negaranya,” ungkap Retno.

Sebagaimana diketahui, baru-baru ini negeri zionis Israel melancarkan serangan militer di Kota Rafah pada Minggu, 26 Mei 2024.
Serangan itu sedikitnya menewaskan 35 warga Palestina yang tinggal di pengungsian. Mayoritas korbannya adalah wanita dan anak-anak. Israel membakar hidup-hidup pengungsi yang bermukim di tenda-tenda pengungsian.

Serangan Israel ke Kota Rafah ini bertentangan dengan seruan internasional untuk tidak melanjutkan agresi militer mereka di Palestina. Berdasarkan data ICJ, Kota Rafah menampung sekitar 1,4 juta warga Palestina sebelum Israel menggempur kota tersebut. Kini 800 ribu warga di sana terpaksa mengungsi.

Kecam Serangan

Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) mengecam serangan negeri zionis Israel terhadap pengungsi warga sipil Palestina di wilayah Rafah, selatan Gaza.

Israel membakar hidup-hidup pengungsi yang bermukim di tenda-tenda pengungsian pada Minggu (26/5/2024). "Indonesia mengecam keras serangan Israel terhadap kamp pengungsi Palestina di Rafah," kata Kemenlu RI dalam pernyataannya di akun media sosial X @Kemlu_RI, Selasa (28/5/2024).

Indonesia menyatakan bahwa tindakan Israel tersebut telah melanggar putusan Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ) yang memutus penyetopan serangan militer di Kota Rafah. "Serangan ini merupakan pelanggaran secara terang-terangan terhadap Perintah ICJ (the Orders of the ICJ)," tulis Kemenlu RI.

Sebagaimana diketahui, negeri zionis Israel melancarkan serangan militer di Kota Rafah pada Minggu, 26 Mei 2024. Serangan itu sedikitnya menewaskan 35 warga Palestina yang tinggal di pengungsian. Mayoritas korbannya adalah wanita dan anak-anak. (tribunnews/kompas)

Baca juga: Valbury Tambah Pilihan Bank, Warga Indonesia Mudah Berinvestasi di Perdagangan Berjangka Komoditi

Baca juga: Ketua DPD Gerindra Jateng Blusukan ke Pasar Brayung Kudus, Siap Hidupkan Pasar Tradisional di Jateng

Baca juga: Kasus Korupsi Impor Gula 25 Ribu Ton, Kejagung Periksa Eks Pejabat Bea Cukai

Baca juga: Kisah Pilu Gadis Muda di Sleman, Suntik Payudara di Salon Endingnya Malah Tewas, Korban Malapraktik?

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved