Berita Jepara
Sering Diteror Pihak Mengaku Wartawan, Puluhan Kades Datangi Sekretariat PWI Jepara
Resah dengan ulah pihak yang mengaku wartawan, puluhan kepala desa di Kabupaten Jepara mendatangi Sekretariat PWI Jepara
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Resah dengan ulah pihak yang mengaku wartawan, puluhan kepala desa di Kabupaten Jepara mendatangi Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jepara.
Menurut para kades itu, ulah yang dilakukan pihak yang mengaku wartawan sudah meresahkan.
Mereka kerap mencari-cari kesalahan dan bahkan "meneror" kepala desa dengan beragam cara.
Saalah seorang kades yang enggan disebut namanya, menyampaikan hampir setiap hari didatangi pihak yang mengaku wartawan. Parahnya lagi, kedatangan mereka bukan untuk menggali berita, namun justru mencari kesalahan para kades.
Mulai hal yang berkaitan dengan aktivitas pembangunan di desa hingga yang sifatnya urusan personal kades atau keluarganya.
“Hampir tiap hari ada. Atau dalam satu minggu pasti ada pihak yang mengaku wartawan datang,” ucap kades berinisial M itu, Rabu (5/6/2024).
Baca juga: PWI Jepara Gelar Pelatihan Jurnalisme Kriminal, Pemkab & Polres Dukung Peningkatan Potensi Wartawan
Anehnya, kedatangan pihak yang mengaku wartawan itu bukan untuk hal terkait pemberitaan. Namun justru untuk hal lainnya.
Ia mencontohkan pihak yang mengaku wartawan itu datang dengan membawa alat pengukur atau meteran.
Lalu mereka mengukur lahan atau aktivitas proyek pembangunan yang sedang dilaksanakan di desa.
Ada juga yang membawa contoh material untuk mempertanyakan kegiatan proyek.
Bahkan ada juga yang menuding jika proyek yang sedang digarap menyalahi ketentuan.
"Ada juga yang datang dengan foto plang proyek. Mereka sembari ngomong kalau anggarannya segini pasti banyak untungnya dong," jelasnya.
Menurutnya, kades sulit membedakan wartawan resmi dan pihak yang mengaku wartawan.
Sebab, ketika datang, pihak yang mengaku wartawan itu juga membawa kartu identitas layaknya kartu pers.
Dengan modal cetakan kartu pers itu, para kades kerap ditakut-takuti akan diberitakan dan bahkan diviralkan jika tidak memberikan sejumlah imbalan.
Setelah mendapatkan sejumlah imbalan, pihak yang mengaku wartawan itu kerap datang lagi bersama rekannya yang lain, melakukan hal yang sama.
“Seringkali disertai ancaman. Sering minta duit. Bukankah itu malah pemerasan? Apa iya wartawan seperti itu? Atau jangan-jangan mereka memang hanya pihak yang mengaku wartawan saja?" tanyan dia.
Terkait persoalan ini, Ketua PWI Kabupaten Jepara, Budi Santoso mengatakan mengumpulkan data dan fakta di lapangan. Langkah itu dilakukan agar tak salah menyikapi aduan dari para kades di Jepara ini.
Budi Santoso menegaskan kerja jurnalistik mestinya mengacu pada ketentuan. Selain itu, saat bertugas di lapangan wartawan juga harus mempedomani kode etik jurnalistik.
"Kita pelajari dulu. Apakah memang ada pihak yang mengaku wartawan atau ada oknum wartawan yang praktik jurnalistiknya menyimpang, kita lihat lihat dulu faktanya seperti apa?" ujarnya.
Budi Santoso memastikan jika wartawan yang tergabung dalam PWI Jepara sudah dibekali dengan teori dan praktik jurnalistik yang sesuai aturan. Mereka juga sudah mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW) dengan berbagai levelnya.
"Kalau saya yakin tidak ada anggota PWI Jepara dalam persoalan seperti yang diceritakan para kades ini. Tapi kita pelajari dulu persoalannya seperti apa, agar tak salah melangkah," tandasya. (Ito)
Berbekal Keahlian Tukang Kayu, Khamdi Warga Jepara Coba Peruntungan Usaha Box Seserahan |
![]() |
---|
35 Pejabat Baru Dilantik Bupati Jepara, Ini Daftar 8 Dinas Masih Kosong |
![]() |
---|
Aktris Ibu Kota Alya Rohali Terpukau Lihat Kerajinan Jepara Saat Kunjungi Gerai Dekranasda |
![]() |
---|
Pemkab Jepara Dapat Suntikan Dana Perbaiki Irigasi Sebesar Rp 81 Miliar dari Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
Fantastis, Tanah Jhendik Handoko Tersangka Kasus BPR Jepara Artha Disita KPK Luasnya Capai 27 Hektar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.