Berita Jateng
BI Jateng Upayakan Pengendalian Inflasi lewat Token, Ndari Sebut Volatile Food Jadi Perhatian
Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Jateng, Ndari Surjaningsih menyatakan, pengendalian inflasi di provinsi ini pada 2024 masih menghadapi tantangan
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Jateng, Ndari Surjaningsih menyatakan, pengendalian inflasi di provinsi ini pada 2024 masih menghadapi tantangan dari sisi harga pangan bergejolak atau volatile food.
Menurut dia, volatile food, terutama beras masih menjadi perhatian.
Ia menyebut, peningkatan harga beras ke depan masih perlu dicermati, karena memang terkait dengan anomali cuaca yang tidak diketahui perkembangannya, dan bisa berdampak pada sektor pertanian.
"Beras ini menjadi penyumbang cukup besar dalam basket konsumsi masyarakat. Sehingga, upaya untuk mengendalikan harga beras menjadi tugas yang harus disinergikan berbagai pihak terutama melalui TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) provinsi maupun daerah," katanya, saat peresmian Toko Kendali Inflasi (Token), di Pasar Muntilan, Kabupaten Magelang, Rabu (5/6).
Dalam pembentukan Token tersebut, Ndari menuturkan, BI menggandeng para penyedia kebutuhan pokok seperti Bulog, Pertamina, Gabungan Kelompok Tani, dan pemda, khususnya untuk menyuplai produk.
"Bahan kebutuhan pokok rawan menjadi penyebab inflasi, karena mudah mengalami gejolak. Oleh karena itu, BI konsen pada upaya kolaborasi dalam menekan laju inflasi," jelasnya.
Selain di Kabupaten Magelang, dia menambahkan, Token juga didirikan di beberapa daerah lain di Jateng, baik diinisiasi langsung oleh BI maupun kerja sama dengan TPID dan pemda.
Ndari menyebut, di Jateng sudah ada tujuh Token, antara lain di Semarang, Kudus, dan Magelang. Jumlah itu diharapkan akan terus bertambah, sehingga bisa membantu untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok masyarakat.
"Token ini bertungsi mengendalikan harga, harus sesuai HET (harga eceran tertinggi). Artinya, dengan token ini, (harga) terkendali. Saya berpesan, dengan adanya Token ini, jangan sampai 'mematikan' pedagang-pedagang yang ada. Kita fokus pada pengendalian (inflasi-Red)," ucapnya.
Gandeng petani
Selain menghadirkan Token, Ndari mengatakan, dalam upaya pengendalian inflasi itu BI juga menggandeng para petani cabai di Kabupaten Magelang dalam 'Gerakan Petani Peduli Inflasi'.
Menurut dia, total ada sekitar 1.000 petani cabai yang dilibatkan dalam upaya ketahanan pangan dan pengendalian inflasi. Keterlibatan petani cabai dalam pengendalian inflasi dinilai efektif di tengah fluktuasi harga pasar. Terlebih, cabai belakangan ini kerap menjadi satu komoditas yang memicu inflasi di Jateng.
"Kami berharap para petani cabai juga peduli terhadap inflasi. Peran BI di sini mengimplementasikan dengan memfasilitasi sarana prasarana, serta peningkatan kelembagaan di kelompok tani. Dengan adanya kelembagaan yang kuat, otomatis produktivitas meningkat, dan pasokan banyak, sehingga mampu mengendalikan inflasi," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, petani cabai di wilayah Kabupaten Magelang turut mengambil peran dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan stabilitas harga. Hal itu seiring dengan kesadaran bahwa daerah tersebut merupakan satu sentra produksi cabai, yang memiliki posisi dalam menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga cabai.
"Harga di tingkat petani itu sebenarnya tidak begitu tinggi fluktuasinya. Hanya memang di tingkat konsumen yang masih sangat tinggi, disebabkan oleh tata kelola pasar yang belum bisa diatur secara baik," kata Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro Atmodjo.
Sepanjang Juli, KAI DAOP 4 Catat Ada Tujuh Kejadian Pengguna Jalan Tertamper Kereta |
![]() |
---|
Gangguan Jalur di Stasiun Pegadenbaru, KA Argo Sindoro Tak Berangkat dari Semarang |
![]() |
---|
Pemprov Jateng Salurkan Bantuan Keuangan ke Pemkab Wonosobo Sebesar Rp 198 Miliar |
![]() |
---|
Pelatihan BLK di Jawa Tengah Kebanjiran Peminat |
![]() |
---|
Solusi Jitu Pemprov Jateng Atasi Pengangguran: Beri Pelatihan Gratis, Langsung Disalurkan ke Pabrik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.