Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

BI Sebut Inflasi Jateng Tetap Terkendali di Tengah Kenaikan Harga Emas Dunia

Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa inflasi di Provinsi Jawa Tengah pada Oktober 2025 masih berada

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Eka Yulianti Fajlin
Ilustrasi penjualan emas di Kota Semarang 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa inflasi di Provinsi Jawa Tengah pada Oktober 2025 masih berada dalam kondisi terkendali, meski dihadapkan pada tekanan global akibat lonjakan harga emas dunia yang mencapai rekor tertinggi.

Inflasi Oktober 2025 di Jateng tercatat sebesar 0,40 persen (mtm), naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,21persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi Jateng tercatat 2,86 persen (yoy). Ini sejalan dengan inflasi nasional dan masih berada dalam rentang sasaran 2,5±1 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menegaskan, kondisi ini menunjukkan efektivitas koordinasi dan kebijakan pengendalian harga di daerah.

"Inflasi Jawa Tengah tetap terkendali meski harga emas dunia melonjak tajam.

Ini hasil sinergi kuat antara BI dan pemerintah daerah melalui TPID dalam menjaga stabilitas harga," ujarnya, Kamis (6/11/2025).

Baca juga: Jepara Wood Carving Performance di Pelabuhan Kartini, Bisa Belajar Ukir Sebelum ke Karimunjawa

Rahmat menjelaskan, peningkatan inflasi pada Oktober terutama disumbang oleh kelompok nonpangan, khususnya perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,21 persen, dengan komoditas emas perhiasan sebagai kontributor utama dengan andil 0,19 persen.

Kenaikan harga emas tersebut sejalan dengan tren global, di mana harga emas dunia pada Oktober meningkat 19,98 persen dibanding bulan sebelumnya dan 60,66 persen dibanding tahun lalu.

Selain itu, inflasi juga dipengaruhi oleh kenaikan harga telur ayam ras dan daging ayam ras akibat meningkatnya permintaan masyarakat, serta cabai merah yang naik setelah masa panen raya berakhir.

"Penyumbang inflasi pada kelompok tersebut disebabkan kenaikan permintaan sejalan dengan pelaksanaan program MBG," ujarnya.

Sementara itu, sambung dia, bawang merah justru membantu menahan inflasi karena masih dalam masa panen di beberapa daerah seperti Brebes.

Dari sisi transportasi, inflasi tercatat ringan dengan andil 0,02 persen, dipicu normalisasi tarif kereta api setelah program diskon besar dalam rangka HUT ke-80 PT KAI berakhir.

Rahmat menegaskan, BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus memperkuat koordinasi untuk menjaga stabilitas harga di tengah ketidakpastian global.

"Fokus kami menjaga pasokan dan distribusi agar inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1 persen.

Dengan sinergi dan langkah antisipatif, stabilitas ekonomi daerah akan tetap terjaga," ucapnya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved