Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Buruh Jateng Gelar  Aksi Tolak Tapera, Aulia: Program Ngawur dan Paksaan

Sejumlah federasi buruh gelar aksi di depan Kantor Gubernur Jateng, Kamis (6/6). Aksi tersebut merupakan bentuk penolakan terhadap program Tabungan Pe

TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
Federasi buruh Jawa Tengah mengikuti aksi tolak Tapera di depan Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Kamis (6/6/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Sejumlah federasi buruh gelar aksi di depan Kantor Gubernur Jateng, Kamis (6/6). Aksi tersebut merupakan bentuk penolakan terhadap program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

Spanduk hingga orasi-orasi penolakan juga dengungkan dalam aksi tersebut. Dalam aksi para buruh secara tegas menyebut Tapera adalah program ngawur dan paksaan.

"Tidak ada kepastian bagi peserta Tapera, itu kan ngawur," ucap Aulia Hakim, Sekertaris KSPI Jateng kepada Tribunjateng.com, di sela-sela aksi, Kamis (6/6).

Aulia juga berujar, pemotongan 2,5 persen gaji pekerja sangat mustahil untuk membeli rumah. Bahkan ia menghitung, pemotongan 2,5 persen dari UKM setiap bulan sekitar Rp 80 ribu.

Dengan jumlah tersebut, pekerja butuh waktu puluhan tahun baru bisa membeli rumah seharga Rp 155 juta. "Jika dipotong 50 tahun, pekerja baru dapat Rp 48 juta. 50 tahun ke depan mustahil pekerja dapat rumah dengan jumlah tersebut, apakah itu tidak ngawur namanya," paparnya.

Ia menegaskan Tapera hanya akal-akalan pemerintah dan melakukan paksaan ke rakyat.

Menurut  Aulia, konsep Tapera dan konsep menabung untuk mendapatkan rumah berbeda jauh.

Ia berujar semua dipotong, baik buruh hingga freelencer dan dana dikepul oleh pemerintah. "Akal-akalan saja menurut saya dan satu lagi, pemerintah tinggal jujur ke rakyat kalau butuh uang jangan seperti ini caranya," tegasnya.

Pada aksi tersebut federasi buruh Jateng juga meminta Tapera dibatalkan dan direvisi.

Selain itu, massa aksi juga menyebut Tapera bakal jadi sarang korupsi lantaran pengawasan tak melibatkan berbagai sektor.

Prabowo akan cari solusi

Di sisi lain, Menteri Pertahanan (Menhan) yang juga presiden terpilih, Prabowo Subianto, merespons soal keresahan masyarakat terkait program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

Menurut Prabowo, pihaknya akan mempelajari berbagai keluhan masyarakat terkait program itu, kemudian mengupayakan untuk mencari solusi. "Kita akan pelajari, dan kita cari solusi yang terbaik," ujar Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/6). 

Namun, saat ditanya lebih lanjut apakah program Tapera akan tetap dilanjutkan dalam pemerintahannya mendatang, Prabowo tidak memberikan jawaban. 

Diberitakan, ketentuan mengenai Tapera ini dihujani kritik dan dikeluhkan oleh publik lantaran bakal memotong penghasilan para pekerja. Pengusaha pun bakal diwajibkan membayar sebagian iuran dari para pekerja. 

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2024 menyebutkan, besaran simpanan Tapera adalah 3 persen dari gaji atau upah. Sebanyak 2,5 persen ditanggung pekerja, sedangkan sisanya ditanggung pemberi kerja. 

Namun, hujan kritik dari kalangan pengusaha, pekerja, dan partai politik tidak menyurutkan pemerintah untuk membatalkan atau menunda program Tapera. 

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan, pemerintah masih punya waktu hingga 2027 untuk mematangkan implementasi kebijakan tersebut secara proporsional sambil mendengarkan aspirasi publik dan dunia usaha.

"Masih ada waktu sampai 2027. Jadi, ada kesempatan untuk konsultasi, enggak usah khawatir," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (31/5/2024). (bud/dian/kps)

Baca juga: Hizbullah Mengamuk, Kota-kota di Israel Terbakar oleh Bom Hizbullah

Baca juga: Narendra Modi Menangi Pemilu dan Jadi PM India Lagi

Baca juga: BERITA LENGKAP : Kasus Pembunuhan Vina Makin Rumit dan Bermunculan Banyak Saksi

Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Lagi Malam Ini, Warga Diimbau Pakai Penutup Hidung dan Mulut

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved