Berita Blora
BPS Sebut Banyak Orang Tua di Blora Tak Ingin Anaknya Jadi Petani
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blora mencatat terjadi penurunan jumlah masyarakat yang bekerja di sektor pertanian di Blora.
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blora mencatat terjadi penurunan jumlah masyarakat yang bekerja di sektor pertanian di Blora.
Statistisi Madya BPS Blora, Suparman, mengatakan berdasarkan data BPS Blora, pada 2022 jumlah masyarakat Blora yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 43,65 persen.
Sementara pada 2023, jumlah masyarakat Blora yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 43,52 persen. Artinya terjadi penurunan sekira 0,13 persen.
"Semakin berkurang orang yang bekerja di sektor pertanian, dan kebanyakan mereka beralih di sektor manufaktur seperti di pabrik, industri atau institusi perusahaan," katanya, kepada Tribunjateng, Sabtu (8/6/2024).
Lebih lanjut, Suparman menyampaikan untuk sektor manufaktur terjadi peningkatan dari data BPS 2022 ke 2023.
Jumlah masyarakat Blora yang bekerja di sektor manufaktur pada 2022 berjumlah 15,70 persen, dan meningkat di 2023 menjadi 17,65 persen. Terjadi peningkatan 1,95 persen.
"Kalau kita lihat dari data tersebut, artinya masyarakat yang bekerja di sektor pertanian semakin berkurang. Sehingga ke depan itu mencari tenaga kerja di bidang pertanian semakin susah," jelasnya.
Menurut Suparman, pertanian menjadi salah satu sektor yang kurang diminati. Karena dinilai tidak menjanjikan.
"Seseorang lebih senang bekerja menjadi buruh di perusahaan daripada menjadi buruh di bidang pertanian, karena tidak menjanjikan," terangnya.
Bahkan, kata Suparman, masyarakat di Blora yang berprofesi sebagai petani banyak yang sudah tidak menginginkan anaknya untuk terjun di pertanian.
"Banyak masyarakat yang saat ini bekerja sebagai petani kemudian tidak menginginkan anaknya menjadi petani, karena anggapan petani itu susah, berat, hasilnya sedikit. Bahkan hanya cukup untuk makan saja," jelasnya.
Oleh karena itu, menurut Suparman, keberlangsungan sektor pertanian di Blora menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama untuk mendapat perhatian khusus.
"Bagaimana caranya, anak muda di Blora ini bisa tertarik terjun di dunia pertanian, itu yang menjadi tantangan ke depan. Sekarang sudah mulai berkembang bertani di dalam greenhouse, tetapi untuk ke arah situ juga membutuhkan modal yang tidak sedikit," paparnya.
Sisa Bangunan Bekas Kebakaran Pasar Ngawen Blora Mulai Dibongkar |
![]() |
---|
Pedagang Antusias Pasar Ngawen Blora Bakal Dibangun Kembali, Siap Jaga Agar Tak Kebakaran Lagi |
![]() |
---|
Curhat Siswa SMP N 1 Japah Blora, Keluhkan Terhentinya Distribusi MBG di Sekolahnya |
![]() |
---|
Ancaman Tegas Wabup Blora ke Mitra Dapur SPPG: Lengkapi Sertifikat Jika Tidak Akan Ditutup |
![]() |
---|
Satgas MBG Blora Bakal Sidak ke Dapur SPPG, Sri Setyorini: Bisa Siang atau Malam, Tergantung Situasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.