Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Polemik Tapera

"Diinjak, Dipukul, dan Dijatuhin," Kesaksian Tomi Mahasiswa Peserta Aksi Menolak Tapera Luka-luka

Seorang mahasiswa yang menggelar aksi menolak program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) menjadi korban penganiayaan sekelompok orang.

Editor: rival al manaf
(KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO)
Mahasiswa yang mengalami luka di bagian pelipis, Selasa (10/6/2024) 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang mahasiswa yang menggelar aksi menolak program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) menjadi korban penganiayaan sekelompok orang.

Mahasiswa bernama Ahmad Tomi Wijaya itu mengaku dipukul, diinjak, hingga ditumbangkan.

Peristiwa itu terjadi dalam aksi menolak program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) di DPRD DIY.

Baca juga: Pengakuan AG, Orang Yang Bawa Mobil Bos Rental di Pati, Sebut Pinjam Dari Saudara

Tangan Santri di Kudus Melepuh Setelah Dapat Hukuman, Pihak Pondok Pesantren Buka Suara

Baca juga: Video 100 Lebih Tenant dan UMKM Lokal Ramaikan Cleo Festival Kuliner di Sam Poo Kong Semarang

Pria tersebut mengalami luka robek di bagian pelipis kanan.

Luka-luka di pelipis kanan ini diduga karena tindakan dadi oknum petugas keamanan DPRD DIY.

Korban luka, Ahmad Tomi Wijaya mengatakan mahasiswa datang ke Kantor DPRD DIY sekitar pukul 15.00 WIB.

Dalam aksi ini mahasiswa merencanakan membakar ban di halaman Kantor DPRD DIY.

"Tidak ada lebih tidak kurang untuk membakar semangat teman-teman (membakar ban). Untuk mengabarkan bahwa Indonesia tidak baik-baik, cuma tadi dari aparatur dan juga satpam di DPRD melakukan represif," ujarnya saat ditemui di Kantor DPRD DIY, Senin (10/6/2024).

Dia mengatakan saat mahasiswa membakar ban, petugas keamanan datang dan hendak memadamkan api.

Kemudian terjadi tarik menarik, sehingga mahasiswa yang kalah massa  terpojok.

"Dilakukan pemukulan dan diinjak-injak saya sendiri tadi, 8 orang sampai 10 orang (pelaku). Pakai baju safari dan beberapa pihak polisi. Diinjak, dipukul dijatuhin ke bawah," kata dia.

Demo kali ini mahasiswa menolak Tapera, dan komersialisasi pendidikan.

"Ini massa dari Cipayung Plus, kita dari PMII," katanya. 

Sementara itu, Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma mengatakan polisi akan mengidentifikasi rekaman CCTV terkait dugaan pemukulan mahasiswa tersebut.

"Ya upaya kita akan identifikasi berdasarkan rekaman dari CCTV dan rekaman kamera nanti kita lihat siapa yg melakukan pemukulan. Malam ini akan identifikasi dan lakukan proses hukum," ujar katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved