Dongeng Sebelum Kupu-kupu dan Kancil
nilah dongeng sebelum tidur. Seorang ulat duduk termenung memandang burung-burung yang beterbangan dengan gemerlap.
Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM- Inilah dongeng sebelum tidur.
Seorang ulat duduk termenung memandang burung-burung yang beterbangan dengan gemerlap.
"Alangkah indah bila aku juga dilengkapi dengan sayap. Namun, aku hanya memiliki tubuh yang jelek," bisik Ulat, dengan nada sedih.
"Hai, Ulat, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Kancil, yang baru saja kembali dari menjelajahi hutan untuk mencari makan.
"Kau melihat burung-burung itu, Kancil? Mereka begitu anggun dan bebas. Mereka bisa terbang ke mana pun mereka inginkan," kata Ulat, dengan rasa iri yang tak terbendung.
"Betul sekali, mereka sungguh memesona. Namun, mengapa kau terlihat begitu sedih?" tanya Kancil.
"Melihat tubuhku yang jelek membuatku merasa tidak berharga. Aku juga tidak dapat terbang seperti mereka," jawab Ulat dengan suara pelan.
"Siapa bilang kau jelek? Menurutku, kau sangat cantik, bahkan lebih cantik dariku," ucap Kancil dengan tulus.
"Tentu saja, aku lebih cantik darimu, Kancil. Kau tahu betul aku adalah kancil jantan," ujar Ulat sambil menyunggingkan senyum. Namun, wajahnya masih nampak muram.
"Baiklah, mari aku bawa kamu bertemu dengan temanku yang tinggal di tepi sungai," kata Kancil dengan ramah.
Ulat mengangguk setuju, dan Kancil membawa Ulat ke tepi sungai. Mereka berdua akhirnya sampai di tepi sungai yang indah.
"Wow, mereka sangat cantik! Siapa mereka?" tanya Ulat, yang terpesona melihat segerombolan kupu-kupu dengan sayap berwarna-warni.
"Itu adalah kupu-kupu. Suatu hari nanti, mungkin kau akan menjadi seperti mereka," kata Kancil sambil tersenyum.
"Kau bercanda, bukan? Aku hanya ulat biasa," sahut Ulat dengan nada ragu. Namun, Kancil tidak menjawab, dia malah memanggil salah satu kupu-kupu untuk diperkenalkan kepada Ulat.
"Hai, Ulat. Aku adalah Kupu-kupu. Mari, ikuti aku," ajak Kupu-kupu.
Bersama-sama, mereka bertiga menuju suatu pohon yang daunnya hijau lebat. Di sana, banyak ulat sedang asyik memakan daun-daun itu. Warna kulit ulat-ulat itu hampir mirip dengan warna Ulat.
"Beberapa hari lagi, ulat-ulat itu akan menjadi kepompong. Lihatlah di sana, sudah ada yang menjadi kepompong. Tak lama lagi, kepompong itu akan menjadi kupu-kupu seperti aku," jelaskan Kupu-kupu.
"Wow! Berarti aku juga bisa berubah seperti kalian? Bisa terbang ke mana pun aku mau?" tanya Ulat dengan gembira.
"Benar sekali! Namun, untuk itu, kau harus banyak makan agar bisa tumbuh menjadi kupu-kupu yang indah," jawab Kupu-kupu dengan senyum.
"Seru sekali! Aku akan menjadi kupu-kupu!" seru Ulat dengan antusias. Kancil tersenyum bahagia melihat temannya yang sudah tidak lagi merasa sedih.
Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa kita tidak boleh mengeluh atas keadaan kita, karena setiap makhluk hidup memiliki keunikan dan potensi yang harus disyukuri
Link Live Streaming Liverpool vs Atletico Madrid di Liga Champions, Kick Off Pukul 02.00 WIB |
![]() |
---|
Hendi Mantan Walikota Semarang Diganti, Kepala LKPP Dijabat Sarah Sadiqa: Terima Kasih |
![]() |
---|
Showroom Tata Udara Modern Hadir di Semarang, Tawarkan Solusi Untuk Hunian dan Komersial |
![]() |
---|
Sosok Farida Faricha, Wakil Menteri Koperasi, Politikus PKB Asal Grobogan Jateng dan Alumni Unnes |
![]() |
---|
Sosok Djamari Chaniago, Menko Polkam Baru Gantikan Budi Gunawan, Segini Kekayaannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.