Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

POTRET Sukses Grebeg Besar Keraton Solo: 2 Gunungan Seusai Didoakan Sekejap Ludes Diserbu Warga

Tradisi grebeg besar yang diselenggarakan Keraton Solo juga merupakan bentuk pelestarian, pengembangan, dan inovasi baru.

Editor: deni setiawan
KOMPAS.com/Labib Zamani
Gunungan berisi makanan kering dibawa para abdi dalem Keraton Solo dalam tradisi grebeg besar di Kota Surakarta, Selasa (18/6/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Grebeg besar yang digelar Keraton Solo sebagai peringatan Hari Raya Iduladha, berlangsung meriah, Selasa (18/6/2024).

Bahkan dalam hitungan tak sampai satu jam, dua gunungan yang sebelumnya dikirab, ludes.

Dua gunungan ludes selepas diperebutkan warga yang menyaksikan atau mengikuti grebeg besar.

Baca juga: SMA Pradita Dirgantara Terbaik Pertama di Solo Berdasarkan Nilai UTBK

Baca juga: Dua Sapi Asal Karanganyar Yang Dibeli Jokowi Untuk Hewan Kurban Dikirim ke Solo dan Boyolali

Gunungan itu masing-masing diperebutkan warga di halaman Masjid Agung dan depan Keraton Solo.

Pengageng Parentah Keraton Solo, KGPH Adipati Dipokusumo mengatakan, grebeg besar dengan mengirab dua gunungan jaler (laki-laki) dan estri (perempuan) itu merupakan tradisi adat yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Raya Iduladha 2024.

"Grebeg besar sudah dilaksanakan Keraton Solo sejak zaman Kerajaan Demak sampai sekarang."

"Dan ini telah ditetapkan sebagai warisan cagar budaya tak benda peringkat nasional," kata KGPH Adipati Dipokusumo seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (18/6/2024).

Tradisi grebeg besar yang diselenggarakan Keraton Solo, lanjut KGPH Adipati Dipokusumo, juga merupakan bentuk pelestarian, pengembangan, dan inovasi baru.

"Untuk kali ini grebeg besar tepat pada Selasa yang perhitungan kalender Jawa yaitu tanggal 10 besar."

"Kalender ini berdasarkan penghitungan dari kalender Jawa yang diciptakan Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma yang mana itu penggabungan sinkronisasi dari tahun Saka dan tahun Hijriah untuk sekarang tahun Jawa yaitu 1957," kata dia.

Baca juga: Bos Persis Solo Kaesang Pangarep: Ramadhan Sananta Tetap Bersama Laskar Sambernyawa

Baca juga: Risto Vidakovic Gantikan Milomir Seslija di Kursi Pelatih Persis Solo?

Menurutnya, grebeg selalu dimaknai dengan sepasang gunungan atau dua gunungan.

Sepasang gunungan itu merupakan hasil bumi dan makanan kering.

"Simbolis dari makna gunungan ada dua."

"Ini simbol laki dan perempuan yaitu gunungan pawestri dan jaler, yang merupakan simbol kesuburan yang diwarnai dengan warna seperti bendera Merah Putih," jelasnya.

Sebelum diperebutkan warga, ungkap dia, sepasang gunungan terlebih dahulu didoakan di Masjid Agung.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved