Ada Nobar Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meggelar Nobar Literasi Digital Nobar tingkat SMP se-Kabupaten Tegal bertema Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital.

Nobar akan digelar pada Jumat (21/6/2024) secara daring via zoom dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Tegal.

Acara tersebut akan memberikan pengetahuan kepada peserta dan pendidik tentang bagaimana membentuk karakter generasi muda sesuai tuntutan zaman dan cara mengenalkan ragam budaya Indonesia di dunia digital.

Pengguna internet di Tanah Air dari tahun ke tahun terus bertambah.

Seiring penambahan pengguna internet, ancaman di dunia digital juga semakin meningkat.

Peran pemerintah dalam memberikan edukasi kepada masyarakat menjadi sangat penting, terutama edukasi literasi digital sejak dini.

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2024 dilaporkan mencapai 221,5 juta jiwa atau tepatnya 221.563.479 jiwa.

Dari jumlah tersebut, Generasi Z (kelahiran 1997-2012 berusia 12-27 tahun) menjadi kelompok usia yang paling banyak terkoneksi internet.

Menurut Korwil Mafindo Wonosobo, Astin Meiningsih, nobar yang diadakan Kemenkominfo di Tegal dengan sasaran audiens siswa SMP itu sungguh luar biasa.

"Kita tahu pengguna internet dari kalangan pelajar luar biasa banyak. Sementara mereka literasinya kurang mumpuni. Acara nobar yang mengambil tema Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital salah satu jalan keluar," ungkap Astin Meiningsih.

Menurutnya, oleh karena itu mereka harus mempunyai bekal pemahaman tentang literasi digital.

Nobar tersebut menghadirkan pembicara Kepala Dinas Dikbud Kab Tegal Fakihurrokhim, S.Sos, MM, yang akan memaparkan Lestarikan Budaya Indonesia di Era Digitalisasi.

Ada pula dari Social Media Strategist Tular Nalar, Krisna Aditya, yang akan memaparkan Prinsip THINK (True, Helpful, Illegal, Necessary, and Kind) dalam Etika Digital

Digelarnya nobar Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital yang diselenggarakan Kemenkominfo diharapkan bisa mengedukasi, anak-anak sekolah sejak dini.

Sehingga dalam berselancar di dunia digital dapat mengedepankan tata krama sesuai budaya Indonesia. (*)