Berita Kudus
Kisah Pasutri Pedagang Pisau Selama 16 Tahun di Kudus, Sukses Antarkan 2 Anak Raih Sarjana
Sepasang suami istri asal Kudus Udi Utomo (52) dan istri Tatik (50) sukses menghantarkan dua putranya menyandang gelar sarjana berkah jualan pisau.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: raka f pujangga
TRIBUN JATENG.COM, KUDUS - Sepasang suami istri asal Kabupaten Kudus Udi Utomo (52) dan istri Tatik (50) sukses menghantarkan dua putranya menyandang gelar sarjana berkah jualan pisau.
Perjuangan keduanya terhitung sudah berjalan 16 tahun sebagai pedagang pisau keliling dari satu tempat ke tempat lainnya.
Hasil berdagang pisau yang ditekuni sejak 2008 lalu kini membuahkan hasil, dua putranya berhasil menyelesaikan studi di tingkat perguruan tinggi jurusan pelayaran.
Baca juga: Gerombolan OTK Kejar Pasutri dan Tembaki Warga di Jakarta Pusat
Sebuah perjuangan yang tentunya tidak mudah, ikhtiar maksimal menjadi pedagang keliling dilakoni Udi dan Tatik demi menghantarkan anak-anaknya mengenyam pendidikan setinggi mungkin.

Kepada tribunjateng.com, Udi Utomo menyampaikan, sistem jualan yang diterapkan melihat pasaran hari dalam kalender Jawa.
Setiap Pon dan Legi (Manis), dia berdagang di Pasar Jurang Kecamatan Gebog.
Sementara pasaran Kliwon pindah di Pasar Hewan Gulang di Kecamatan Mejobo dan pasaran Wage berdagang di Pasar Mayong Jepara.
Siklus berdagang dengan cara berpindah-pindah itu dilakukan dalam kurun waktu 16 tahun terakhir, dan kini masih dijalankan bersama sang istri.
"Ya dengan jualan pisau ini kami bisa bertahan dan Alhamdulillah bisa nguliahkan anak. Dua anak pertama sudah selesai kuliah, sudah mulai kerja, anak ketiga yang masih belajar," terangnya, Jumat (21/6/2024).
Udi dan Tatik berdagang aneka jenis pisau dengan harga yang bervariatif.
Mulai dari pisau khusus dapur, pisau daging, pisau pencacah, pisau penyembelihan, dan jenis kapak.
Mayoritas pisau yang dijual Udi Utomo dibandrol mulai dari Rp 10.000 jenis pisau dapur hingga Rp 500.000 jenis golok penyembelihan hewan ternak.
Omzet kotor yang diperoleh Udi dan Tatik per harinya bisa mencapai Rp 500.000.
Sementara pada hari-hari tertentu mencapai jutaan rupiah, seperti contoh pada momentum Hari Raya Iduladha.
Jenis pisau terlarisnya berupa pisau daging dengan bandrol harga mulai dari Rp 20.000 - Rp 100.000.
Sementara jenis pisau pencacah dibandrol Rp 65.000 - Rp 100.000, pisau stenlis Rp 20.000 - Rp 55.000, golok penyembelihan Rp 350.000 - Rp 500.000, dan kapak Rp 45.000 - Rp 65.000.
"Kalau hari biasa paling laku 5-10 barang, kalau hari tertentu seperti Hari Raya Kurban bisa jual lebih dari 20 barang, ya ada peningkatan kisaran omzet kotor Rp 2-3 juta setiap hari. Tergantung momennya," tutur dia.
Pihaknya juga menjual aneka macam sabit yang digunakan para petani dengan harga mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu.
Laki-laki asal Megawon Kecamatan Jati, Kudus itu bersyukur atas keberkahan yang didapat dari hasil berjualan pisau.
Semua barangnya diambil dari Wonosobo, Purwodadi, dan beberapa daerah lain.
Kemudian dipasarkan di wilayah Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara.
Baca juga: Pasutri Kompak Edarkan Narkoba, Istri Ditangkap dan Suami Buron
Dia berharap bisa konsisten terus sebagai pedagang bersama istri hingga anak terakhirnya menyelesaikan studi di jenjang perguruan tinggi.
Supaya cita-cita menghantarkan anak-anaknya sekolah tinggi tercapai hasil kerja keras dia dan istrinya.
"Kalau dilihat mundur sejak 2008 lalu, banyak suka dukanya sampai akhirnya memutuskan untuk berjualan pisau di beberapa tempat. Setiap usaha pasti ada titik terendahnya, yang bisa bertahan pasti diberikan kemudahan jalan usahanya masing-masing," tutur dia. (Sam)
Bupati Kudus Nonaktifkan Kades Umar Tersangka Dugaan Korupsi APBDes Cendono Rp571 Juta |
![]() |
---|
4.760 Menu Makanan Dibagikan Gratis oleh PKL Kudus Hari Ini |
![]() |
---|
Puluhan Mahasiswa di Kota Kretek Jalani Tes Urine di Pendopo Kudus |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Terduga Pelaku Penusukan Kakak Adik di Kudus Ditangkap di NTB |
![]() |
---|
PB Djarum Raih 2 Trofi dalam Polytron Superliga Junior 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.