Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Edukasi Kripto Perlu Terus Digencarkan, Nilai Transaksi Kripto Sejak Januari Capai Rp 260,9 Triliun

Industri kripto di Indonesia terus berkembang dinamis, dan menunjukkan berbagai peningkatan positif, terutama dari jumlah pelanggan

tribunnews
Token ASIX Anang Hermansyah Dilarang, Inilah 229 Aset Kripto yang Resmi Terdaftar Bappebti 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Industri kripto di Indonesia terus berkembang dinamis, dan menunjukkan berbagai peningkatan positif, terutama dari jumlah pelanggan dan nilai transaksinya.

Data Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi Indonesia (Bappebti) mencatat, pada Mei 2024 terjadi kenaikan jumlah investor kripto sebanyak 363.101 orang, dengan total investor mencapai 19,75 juta orang.

Sementara, nilai transaksi kripto sejak Januari sampai Mei 2024 telah mencapai Rp 260,9 triliun.

Aset kripto memiliki daya tarik kuat bagi sebagian orang, namun edukasi dan literasi mengenai aset kripto beserta ekosistem Self-Regulatory Organization (SRO)-nya seperti bursa crypto CFX, Kliring Komoditi Indonesia, dan lembaga depository harus terus digalakkan kepada publik.

Plt Kepala Bappebti, Kasan mengatakan, kegiatan edukasi aset kripto harus terus dikampanyekan agar pemahaman masyarakat semakin baik, benar, dan komprehensif.

"Sehingga dapat menjadi bekal sebagai calon pelanggan dalam mempertimbangkan untuk bertransaksi di perdagangan aset kripto,” katanya, saat sesi keynote speech program Pintu Talks, di Institut Pariwisata Trisakti, Senin (24/6).

Direktur Utama CFX, Subani menuturkan, selaku SRO, banyak hal yang perlu diedukasikan, khususnya berkait dengan regulasi aset crypto serta peran lembaga SRO.

"Kehadiran CFX di sini dengan mengenalkan ekosistem SRO yang ada, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Bursa CFX memiliki tujuan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi kripto sambil terus mendorong berbagai inovasi produk yang menjadi pilihan bagi investor dalam negeri,” bebernya.

Head of Department Digital Business Institut Pariwisata Trisakti, Ariawan Aryapranata menaruh perhatian khusus pada crypto dan blockchain. Bahkan, di satu program studi Business Digital sudah memiliki kurikulum dengan mengikuti standar global yang mempelajari tentang blockchain dan cryptocurrency.

"Kami juga aktif bekerja sama dengan salah satu perusahaan metaverse di Indonesia. Jadi pembahasan seperti Proof of Stake (PoS), Proof of Work (PoW), Metaverse, Non-fungible Token (NFT), semuanya dibahas di dalam kelas yang dikaitkan dengan dunia pariwisata," jelasnya.

General Counsel PINTU, Malikulkusno Utomo mengungkapkan, investasi pada aset crypto memiliki risiko tinggi, sehingga perlu pemahaman yang baik sebelum memutuskan investasi.

"Pintu Talks menjadi salah satu komitmen kami untuk memberikan wadah edukasi ke berbagai komunitas hingga kampus-kampus, seperti di Iinstitut Pariwisata Trisakti," tutur Dimas, sapaannya.

Ia berharap, kehadiran regulator dan akademisi di industri crypto ini tidak hanya mendorong ketertarikan untuk berinvestasi aset crypto, namun bisa memberikan insights kepada pelaku usaha agar bisa terus berinovasi. (Tribunnews/Eko Sutriyanto)

Baca juga: Menkeu : Anggaran Program Makan Gratis Pemerintahan Baru Dipatok Rp 71 Triliun di 2025

Baca juga: Buah Bibir : Larissa Chou Melahirkan Anak Kedua

Baca juga: Peretasan Pusat Data Nasional Polanya Mirip Serangan Siber ke BSI, Peretas Minta Tebusan Rp 131,2 M

Baca juga: WASPADA! Cuaca Panas Ekstrem Tingkatkan Risiko Strok, Perlu Waspadai Pembekuan Darah

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved