129 KK Terdampak Bencana Alam di Karanganyar Terima Bansos

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Sejumlah 129 KK yang terdampak bencana alam di wilayah Kabupaten Karanganyar menerima bantuan sosial dari pemrintah daerah.

Bantuan periode Maret hingga April 2024 tersebut diserahkan secara simbolis oleh Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi kepada perwakilan penerima bantuan di Pendopo Raden Mas Said Karanganyar, Kamis (27/6/2024). Bantuan sosial tersebut disalurkan kepada para penerima melalui rekening bank.

Kalakhar BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno menyampaikan, bantuan tersebut diberikan sebagai wujud kepedulian pemerintah sekaligus dalam rangka mengurangi beban serta memberikan motivasi warga terdampak bencana baik itu akibat kebakaran, angin ribut, tanah longsor dan lainnya. Secara keseluruhan ada 129 KK yang menerima bantuan sosial. Mereka tersebar di 39 desa/kelurahan di 14 kecamatan wilayah Kabupaten Karanganyar.

"Total bantuan bersumber dari Bantuan Tidak Terduga (BTT) nilainya Rp 519 juta. Bantuan yang diberikan disesuaikan dengan kategori kerusakan," katanya kepada Tribunjateng.com.

Dia menuturkan, warga yang terdampak bencana alam dengan kategori rusak ringan menerima bantuan berkisar Rp 750 ribu hingga Rp 1,5 juta. Kemudian kategori rusak sedang menerima bantuan berkisar Rp 4 juta hingga Rp 6 juta. Sedangkan kategori rusak berat menerima bantuan berkisar Rp 7 juta hingga Rp 10 juta.

Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi mengatakan, dampak bencana alam paling banyak berada di Kecamatan Jenawi dan Ngargoyoso. Lanjutnya, total bantuan sosial yang telah diberikan pemda kepada korban terdampak bencana alam dari awal tahun hingga saat ini sekitar Rp 984 juta. Pemda telah berupaya memberikan pelayanan terbaik dengan percepatan pencairan bansos.

Dia mengungkapkan, turut prihatin atas kejadian yang dialami warga Karanganyar. Timo sapaan akrabnya berharap, kejadian tersebut menjadi pengingat bahwa lemahnya manusia di hadapan Tuhan serta mengingatkan pentingnya gotong royong.

"Juga mengajarkan kepada kita untuk waspada. Untuk tetap punya mitigasi. Kalau di daerah kita daerah rawan mestinya kita juga persiapan, antisipasi. Kalau terjadi bencana resiko tidak fatal tidak sampai ada korban jiwa juga dampak yang timbul tidak terlalu besar," ungkapnya. (Ais)