Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Gunung Tertinggi Korea Selatan Terancam Rusak gara-gara Kuah Mi Instan

Sayangnya, tren makan mi instan saat mendaki gunung membuat ekosistem gunung tertinggi di Korea Selatan itu terancam rusak.

Shutterstock
Ilustrasi mi instan 

TRIBUNJATENG.COM - Di Korea Selatan, mengambil foto mi instan yang dimakan saat mendaki Gunung Halla di Pulau Jeju, menjadi tren.

Tren tersebut ternyata berdampak buruk.

Untuk diketahui, wisatawan yang berada di Witse Oreum, salah satu puncak gunung berapi di Gunung Halla, diperbolehkan menyiapkan dan memakan makanan, termasuk mi instan menggunakan air panas dalam termos.

Baca juga: Korea Air Turun dari Ketinggian karena Sistem Tekanan Udara Bermasalah

Sayangnya, tren makan mi instan saat mendaki gunung membuat ekosistem gunung tertinggi di Korea Selatan itu terancam rusak.

Untuk mencegah kerusakan, pengelola gunung berusaha menyediakan layanan khusus bagi wisatawan yang makan mi instan. Selain itu, denda juga diberlakukan bagi pelanggar.

Kuah mi instan dibuang di gunung

Dikutip dari First Post, Gunung Halla merupakan bagian dari situs warisan Pulau Vulkanik Jeju dan Tabung Lava yang terdaftar di UNESCO. Tahun lalu, sebanyak 923.680 orang dilaporkan mengunjungi gunung tersebut.

Saat ini, ada tren pendaki membawa ramyun atau mi instan yang disajikan dalam wadah sekali pakai untuk dimakan pada siang hari di Gunung Halla. 

Kantor Taman Nasional Gunung Halla mengimbau pendaki hanya menggunakan setengah dari air yang dibutuhkan untuk membuat kuah mi instan.

Air yang disediakan bagi pengunjung di sekitar lereng gunung bertuliskan slogan, "Mari kita lestarikan Gunung Halla yang bersih dan wariskannya kepada keturunan apa adanya".

Pengelola gunung tersebut juga memasang dua dispenser makanan dan lima wadah penyimpanan berukuran 60 liter untuk sisa kuah mi instan.

Namun, karena jumlah wadah pembuangan sisa kuah masih kurang, pengunjung membuang kuah mi secara tidak benar. 

Penyebab kuah mi instan rusak gunung

Pengelola gunung melaporkan, lonjakan permintaan mi instan akhir-akhir ini menyebabkan penumpukan 100 hingga 120 liter kuah mi setiap hari, terutama selama puncak musim semi.

“Kaldu ramen mengandung banyak garam, jadi membuangnya di sepanjang aliran air lembah akan membuat serangga air tidak dapat hidup, karena terkontaminasi,” jelas pengelola Gunung Halla.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved