Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mantan Pengelola Judi Online Akui Kemenangan dan Kekalahan Sudah Diatur, Utang Adi Sampai Menumpuk

Adapula yang sering meminjam uang hanya untuk bermain judi online. Beberapa menjanjikan akan mengganti saat menang nanti

Editor: muslimah
bud/tribun Jateng
Ilustrasi situs judi online yang bisa diakses melalui telepon genggam, Rabu (27/6/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seperti jamur di musim penghujan, situs judi online terus bermunculan meski dilakukan pemblokiran oleh pemerintah. Bahkan situs judi online sangat mudah diakses siapapun melalui telepon genggam.

Hal itu membuat siapapun dan di manapun bisa bermain judi online. Tak hanya di perkotaan, pemain judi online juga sampai di wilayah pedesaan hingga pelosok daerah.

Di perbatasan Kabupaten Semarang dan Temanggung Jateng misalnya, meski dikelilingi pegunungan dan puluhan kilometer jauhnya dari perkotaan, judi online masih saja meracuni para anak muda.

Tak jarang acapkali anak muda berkumpul, beberapa mengakses situs dan bermain judi online.

Baca juga: Misteri Penemuan Jasad Perempuan dalam Kamar Kos di Pati, Polisi Masih Lakukan Penyelidikan

Baca juga: Pengakuan SG Bandar Judi Online, Sebulan Bisa Hasilkan Cuan Rp9 Juta, Rerata Sehari Rp300 Ribu

"Sudah setahun lalu, kalau sedang berkumpul pasti ada teman yang main judi online," jelas Prastyo satu di antara warga perbatasan Kabupaten Semarang dan Temanggung.

Prastyo menuturkan meski mayoritas anak muda bertani, namun faham akan teknologi. Dengan banyaknya situs judi online, banyak rekan-rekannya mudah mengakses situs tersebut.

"Bahkan kalau main tak pernah sembunyi-sembunyi, santai saja seperti main telpon genggam biasa," ucapnya.
Mudah Marah

Prastyo menuturkan, kadang hal tersebut mengganggu. Karena tak jarang pemain judi online temperamental saat kalah.

Adapula yang sering meminjam uang hanya untuk bermain judi online. Beberapa menjanjikan akan mengganti saat menang nanti.

"Ya itu janjinya, nyatanya ada yang kalah terus sampai utang menumpuk," imbuhnya.
Lost dan Strike

Tim Tribunjateng.com melakukan penelusuran dan bertemu dengan orang-orang yang sudah ketagihan judi online. Hal ini untuk membuktikan apakah data Kemenkopolhukam yang menyebut ada 201 ribu orang lebih di Jateng yang bermain judi online. Omzet judi online di Jateng mencapai Rp 1,3 triliun.

Jateng masuk kategori nomor 3 terbesar di Jawa. Provinsi Jawa Barat terdapat 535 ribu orang pelaku judi online dengan nilai transaksi Rp 3,8 triliun. Sedangkan DKI Jakarta dengan 238 ribu lebih pemain judi online bernilai transaksi Rp 2,3 triliun.

Dari pendataan tersebut, judi online seolah menjadi keseharian ratusan ribu masyarakat di Jateng. "Ketagihan" kata tersebut acapkali muncul dari bibir para pemain judi online asal Jateng.

Apalagi bila menang judi online (judol) maka mereka senang dan berbagi cerita. Namun bila kalah dan sering kalah, mereka diam tak bercerita.

Tribun menemui Adi satu di antara warga Kabupaten Kendal Jateng. Layaknya jam makan, situs judi online bisa ia akses tiga sampai lima kali dalam sehari.

Adi bersama rekan-rekannya mengakses situs judi online bersamaan. Mereka pun kadang patungan/urunan untuk top up situs judol.

"Sebenarnya hanya hiburan, kadang kalah kadang menang," ucap Adi seorang sopir kendaraan logistik, kepada Tribunjateng.com, Kamis (27/6/2024).

Hampir dua tahun Adi bermain judi online, menurutnya persentase kemenangan lebih banyak ketimbang bermain judi totogelap atau togel. Ia dan kawan-kawannya juga punya istilah khusus dalam permainan judi online.

Misalnya kalah, Adi menyebut dengan kata "Lost" sedangkan jika menang ia menyebut "Strike".

Pria 41 tahun itu menerangkan, seringkali mendapat strike dengan nominal lebih dari Rp 1,5 juta dalam sekali permainan.

"Kalau lost ya lost, kadang tak balik modal. Resikonya memang besar namanya juga berjudi," terangnya.

Situs judi online dikatakan Adi jiga bertebaran dan dengan mudah bisa diakses masyarakat.

Adi juga menceritakan kondisi saat ia lost dalam permainan judi online yang sering ia lakukan. Akhir-akhir ini dia serng lost akhirnya hutang menumpuk.

Dompet Digital

Dalam bermain judi online ia selalu memanfaatkan dompet digital saat bertransaksi. Baik untuk top up saat bermain judi online ataupun penarikan hasil judi online. Hal tersebut ia lakukan untuk antisipasi jika pihak kepolisian melacak transaksi para pemain judi online.

"Jaga-jaga saja, kalau melalui dompet digital kan susah dilacak, beda dengan rekening langsung yang mudah dilacak," papar Adi.

Selain itu, dompet digital ia gunakan untuk antisipasi adanya pembobolan rekening. Ada beberapa dompet digital yang Adi gunakan. Dompet digital yang ia pakai tergantung dari permainan judi online yang Adi akses.

Di era digital, ada puluhan ribu dompet digital atau e-wallet yang bisa diakses langsung oleh masyarakat.

Penggunaan e-wallet untuk transaksi judi online juga diwaspadai oleh Pusat Pelaporan dan Analisi Transaksi Keuangan (PPATK). Dikutip dari data Kominfo RI, pada September 2023 ada 1.005 e-wallet telah diblokir oleh Kominfo. Kominfo juga memblokir 971.285 situs judi online bersamaan dengan pemblokiran e-wallet tersebut.

Pengakuan Operator

Jika di Indonesia judi online bak jerat laba-laba, beda halnya dengan di beberapa negara di Asia Tenggara. Di Kamboja, Filipina dan Vietnam misalnya, mereka melegalkan judi online. Dan uniknya banyak WNI terjerat bekerja kelola judi online di negara-negara tersebut.

Tribun Jateng menemui Wijaya pria yang pernah bekerja mengelola judi online di Kamboja. Wijaya adalah warga Kota Semarang. "Tempatnya ya biasa, bahkan ada cafenya juga," tutur Wijaya yang pernah bekerja di Kamboja selama dua tahun, Jumat (28/6/2024).

Wijaya mengatakan, tak hanya warga asal Jateng, anak muda dari berbagai daerah di Indonesia juga banyak yang bekerja di tempat tersebut. Selain itu, beberapa warga negara Tiongkok juga bekerja untuk mengoperasikan situs judi online. Menurut Wijaya kegiatan judi online di Kamboja tidak dianggap melanggar hukum.

"Di sana legal, jadi ya biasa saja. Ada yang tugasnya menganalisis kemenangan dan kekalahan hingga maintenance jaringan. Kalau saya hanya mengawasi kinerja mereka," terangnya.

Selama dua tahun, Wijaya membawahi belasan orang yang mengoperasikan situs judi online. Ia pun mengatakan, kemenangan dan kekalahan judi online sudah diatur sedemikian rupa. Bahkan ia menyebut bandar tidak akan pernah kalah lantaran ada pengaturan dalam permainan.

"Jadi kalau ada yang kaya karena judi online itu mustahil," tegasnya. Wijaya juga menerangkan lebih detail mengenai pengaturan kemenangan dan kekalahan dalam judi online.

Ia berujar pengguna awal dipastikan akan mendapatkan kemenangan dengan persentase 70-80 persen.
Setelah itu, tingkat kemenangan akan diturunkan di bawah 50-30 persen. Persentase kemenangan tersebut turus diturunkan hingga 5 persen bahkan 0 persen.

"Nah setelan deposit mulai menipis, kembali dimenangkan lagi agar mau top up. Setelah itu akan diatur lagi persentase kemenangannya. Itu sudah tersistem," tutur Wijaya.

Dituturkannya, awal ia berangkat ke Kamboja ditawari mengelola salah satu cafe. Sesampainya di Kamboja, ia memang diminta mengelola cafe namun dengan tambahan tempat judi online yang tempatnya menjadi satu dengan cafe.

Dalam perjalanannya beberapa kali Wijaya ingin kembali ke Indonesia namun tak diperbolehkan. Hingga akhirnya dua tahun lalu ia bisa kembali ke Kota Semarang.

"Ada waktu libur dan diperbolehkan kembali ke Indonesia, tapi menunggu 2 tahun. Saya pun kembali dengan alasan mengambil libur dan tak kembali lagi ke sana," katanya.

Gaji Rp 15 Juta

Menyoal gaji atau honor, Wijaya mengaku tawaran bekerja di Kamboja cukup menggiurkan. Ia mengatakan jika dirupiahkan, gajinya mencapai Rp 9 juta sampai Rp 15 juta setiap bulan.

Tempat tinggal dan makan juga diberikan oleh pemilik cafe tempat Wijaya bekerja. "Tapi ya namanya bekerja dengan orang, tekanan pasti ada. Intinya lebih berat dari bekerja di Indonesia. Sudah seperti kuda tenaga dan pikiran diperas terus," paparnya.

Wijaya menambahkan, judi online hanya akal-akalan dan patut diwaspadai. Ia mengatakan jika sampai ketagihan, dipastikan akan miskin. "Kalau tidak percaya coba saja sendiri, saya pun tak mau bermain judi online. Kalau mau miskin cepat ya silahkan terjun ke judi online," imbuhnya. (bud/tim lipsus)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved