Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Demi Kesehaan Mental, Guru di Jepang Banyak Cuti

Di Jepang, guru banyak cuti demi menjaga kesehatan mental. Para pengajar di Negeri Sakura terlalu banyak mendapat tugas tambahan.

Getty Images
Ilustrasi guru 

Situasi ini terjadi di tengah rendahnya jumlah orang Jepang yang ingin menjadi guru. Berbeda dengan persaingan ketat untuk mendapatkan pekerjaan itu, jumlah terendah yang melamar untuk setiap lowongan di sekolah dasar negeri Tokyo adalah 1,1 orang tahun ini.

Dewan pendidikan kota juga mengatakan kota itu kekurangan sekitar 160 guru sekolah dasar negeri pada Januari karena pengunduran diri dan cuti sakit.

Menurut angka terbaru dari Kementerian Pendidikan Jepang, 12.192 guru sekolah negeri di seluruh negeri mengambil cuti karena penyakit mental pada 2022. Adapun 953 lainnya mengundurkan diri karena alasan yang sama pada tahun ajaran 2021.

Dengan jumlah guru yang lebih sedikit, banyak orang yang tetap menekuni profesi tersebut terpaksa bekerja lebih keras.

 Menurut survei yang dilakukan oleh Serikat Guru Jepang tahun lalu, guru di sekolah negeri bekerja lembur rata-rata 96 jam dalam sebulan. Hal ini membuat mereka berisiko mengalami "karoshi" atau kematian akibat kerja berlebihan. Jepang menganggap lebih dari 80 jam lembur berada dalam zona bahaya.

"Guru sekolah cenderung selalu memikirkan pekerjaan," kata Kurayama. "Jarang ada waktu di mana kami tidak memikirkan pekerjaan dan fokus pada kehidupan pribadi kami." (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terlalu Banyak Tugas Tambahan, Guru di Jepang Banyak Cuti demi Kesehatan Mental"

Baca juga: 68.000 Orang Jepang Diperkirakan Meninggal Sendirian di Rumah Selama 2024

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved