Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Nasib S Sopir Ambulans Berstatus PNS yang Turunkan Jenazah di SPBU Kini Dinonaktifkan

Sebelum mengantar jenazah, S sudah memberitahu pihak keluarga jika ada selisih biaya bensin karena menggunakan dexlite... sopir ambulance turunkan jen

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Instagram
Nasib S Sopir Ambulans Berstatus PNS yang Turunkan Jenazah di SPBU Kini Dinonaktifkan 

Nasib S Sopir Ambulans Berstatus PNS yang Turunkan Jenazah di SPBU Kini Dinonaktifkan 

TRIBUNJATENG.COM- S sopir ambulans yang menurunkan jenazah di SPBU rupanya adalah seorang PNS di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang.


S sempat meminta tambahan Rp 500 ribu ke keluarga jenazah pada Senin (15/7/2024).


Namun karena keluarga menolak dan sudah membayar biaya ambulans ke RSUD Ade Muhammad Djoen, maka S nekat menurunkan jenazah.


Kini S diberhentikan.


"Mulai hari ini sopir akan diberikan sanksi dan sementara telah dinonaktifkan dari tugasnya.


Sanksinya tentunya sesuai dengan aturan pegawai negeri," ujar Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, drg Ridwan Tonny Hasiholan Pane.


Dijelaskannya, untuk penggunaan ambulans dari RSUD, semuanya mengacu pada Perbup yang ada.


“Dalam Perbup itu sudah ada uang untuk sopir, perawat dan BBM. Jadi semuanya sudah ditanggung,” ungkapnya.

Pane menyebut, sebelum ambulans berangkat BBM selalu dalam kondisi tersedia.

“Contoh, ketik sopir A berangkat, BBM-nya disisi. Setelah selesai BBM diisi lagi,” jelasnya.


“Untuk kejadian tadi malam, sopirnya mengisi dexlite, ini sebenarnya tidak kita rekomendasikan. Kalaupun harus dipakai mendesak, tidak boleh dibebankan ke pasien,” timpalnya.

 

 

Klarifikasi S sopir ambulans


Sebelum mengantar jenazah, S sudah memberitahu pihak keluarga jika ada selisih biaya bensin karena menggunakan dexlite.


“Jadi keluarga jenazah nelpon berapa biaya ambulans saya. Saat itu saya jelaskan, biaya untuk ambulans yang akan dibawa berbeda dengan perbup karena menggunakan dexlite, per liternya Rp 14.900 per liter. Sementara sesuai Perbup BBM yang ditanggung sebesar Rp 9,500 per liter. Nah selisih BBM itu yang saya minta ke keluarga pasien,” ungkapnya.


“Selisih inilah yang saya minta penggantian ke pihak keluarga. Sehingga timbul perselisihan bahwa saya ingin menurunkan keluarga pasien. Padahal, saya ingin menurunkan keluarga pasien dan menggantinya dengan ambulans yang standar perbup,” tambahnya.


S pun merasa bersalah.


“Saya merasa berdosa dan sangat bersalah, karena tidak membantu orang malam ini. Saya atas nama pribadi siap salah, yang salah bukan pihak rumah sakit, saya sendiri yang salah. Mungkin penyampaian saya tidak benar kepada pihak keluarga,” tukasnya.


Dalam video viral yanv beredar, terlihat keluarga jenazah yang menangis penuh emosi di pinggiran jalan.


Diterangkan perekam, ia bersama jenazah dan keluarga diturunkan di SPBU lantaran tidak mampu memberi uang bensin tambahan kepada sopir ambulans.


"Kata supirnya bang minta duit 500 ribu untuk beli minyak, aku bilang aku gak punya duit udah kami bayar di kasir, oh gak bisa gitu itu urusan saya dengan kasir gak ada urusan katanya," papar pria tersebut.


Sementara untuk kronologis dipaparkan bahwa mobil ambulans tersebut digunakan untuk membawa jenazah warga yang baru saja meninggal usai melahirkan.


Mobil ambulans tersebut rencananya akan digunakan untuk membawa jenazah ke Nanga Mau.


Sebelumnya pihak keluarga dimintai Rp 1,65 

juta oleh sopir ambulans.


Setelah dikomunikasikan anggota dewan Sintang dengan pihak RSUD akhirnya penyerahan sesuai harga resmi sebesar Rp 690 ribu di kasir oleh Santosa, anggota komisi A DPRD Sintang.


Namun setelah mobil ambulans sampai di SPBU Bujang Beji supir tersebut kembali meminta uang untuk membeli BBM sebesar Rp 1 juta.


Lantaran pihak keluarga mengaku tidak punya uang, akhirnya permintaan diturunkan menjadi Rp 500 ribu.


"Sudah disampaikan kalau beliau sudah bayar 600rb di kasir eh malah di jawab sopir ambulance " kalau di kasir urusan di kasir sini urusan dengan saya kata sopir ambulance " lalu diturunkan di SPBU jenazah tanpa ada belas kasihan," papar akun tersebut.


Alhasil keluarga jenazah pun hanya bisa menangis pilu di pinggir jalanan SPBU perihal kelanjutan nasib jenazah keluarga yang mereka bawa.

 

(*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved