Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilkada di Jawa Tengah, Nur Hidayat Sardini: Kandidat Harus Cerdas Menarik Suara Gen Z dan Milenial

Nur Hidayat Sardini merupakan Dosen Fisip Undip, Bawaslu RI periode 2008-2011, DKPP RI periode 2012-2017. Di situasi Pilkada Jawa Tengah

Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
Youtube
Pengamatan Nur Hidayat Sardini tentang Pilkada di Jawa Tengah 

Bagaimana pengamatan anda terkait Pilkada Jawa tengah? dan bagaimana suara masyarakat besok?

kalau kita lihat angka pemilih di Jawa Tengah sekitar 32 juta jiwa. Sebagian di antaranya didominasi generasi milenial dan gen Z. sehingga 52 persen merupakan usia muda. generasi milenial dalam memilih pemimpin cukup stabil dan banyak rasionalisasi. Sementara Gen Z banyak mendapat infromasi politik di media sosial. Gen Z ini merupakan generasi yang tidak mau repot. Peluang ini dimanfaatkan oleh kandidat untuk menarik perhatian Gen Z melalui media sosal dan Youtube. Kalau kita berkaca pada Pilpres kemarin, untuk menarik Gen Z dengan cara membuat hal yang menyenangkan dan viral, sementara menarik suara masyarakat usia 40-60 tahun menggunakan bansos. Tapi harus hati-hati dengan Gen Z, karena generasi ini akan menuntut janji kepada calon yang menang. Apabila tidak sesuai janji, gen Z sangat kecewa dan protes. Contohnya Janji Pak Prbawo soal makan siang gratis, Gen Z ini sangat menyorot dan langsung menagih janji dimana saja tempat untuk mendapatkan makan siang gratis. Maka para kandidat Pilkada ini tolong dipikirkan lagi cara efektif tapi tetap mendidik.

Bagaiamana menjaga netralitas ASN, TNI, dan Polri jika ada kandidat berlatar belakang dari ASN, TNI, dan Polri?

ASN, Polri dan TNI merupakan abdi negara, bukan abdi pemerintahan. Jadi kepentingannya untuk kepentingan negara, bukan kepentingan pemerintah. Harus diingat bahwa Pilkada ini merupakan kepentingan perseorangan. Sehingga harus tetap netral, meski nanti ada kandidat dari orang yang berlatar belakang ASN, TNI Polri. Sehingga para ASN, TNI Polri harus tahu mana kepentingan pribadi dan kepentingan negara.

Bagaimana pandangan anda terkait perbedaan kandidat dari ASN, TNI, Polri dan kandidat dari warga sipil?

Saya berharap masyarakat memilih pemimpin pada aspek rekam jejaknya, bukan hal-hal yang bersifat persepsi terhadap pekerjaan. Pilihlah calon yang punya rekam jejak bagus, bibit bebet bobot bagus, tidak punya masalah yang krusial, punya proyeksi program yang bagus. Maka pilihlah orang yang benar dengan cara yang benar.

Apa yang sebaiknya dilakukan kandidat untuk menarik milenial dan Gen Z

Sebagaian besar masyarakat kita gampang terbuai, terpikat dan cepat berubah. Apa yang terjadi di pemilu legislatif dan pemilu presiden akan mempengaruhi situasi Pilkada. Sehingga kebijakan pemerintah pusat saat ini dan Tim Koalisi Prabowo-Gibran akan mempengaruhi suara pemilih. Karena keriuhan Pilkada saat ini masih ada euforia Pilpres. Pilkada saat ini masih didominasi dengan situasi politik di pusat.

Apakah di Pilkada Provinsi dan Kabupaten kota akan terkotak?

Kalau di Pilpres banyak partai berkoalisi, namun ketika di Pilkada ini mereka tidak menjalin koalisi. Sehingga Pilkada 2024 ini tidak berbanding lurus dengan Pilpres. Jadi Pilkada yang merupakan perebutan kekuasaan tidak sebanding lurus dengan keinginan masyarakat, karena sosok calon yang dipilih merupakan orang-orang pilihan elite.

Apa pesan bapak untuk masyarakat yang akan menggunakan hak suaranya?

Salah satu tujuan pemilu adalah cara untuk mencoret elite politik dari kekuasaan. Kita harus menyadari bahwa kita punya suara dan kita harus memilih pemimpin yang benar dengan cara yang benar. Cuma 5 menit datang ke TPS dan mencoblos demi 5 tahun ke depan.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved