Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Soal Anggaran Makan Siang Gratis Rp 7.500 Per Porsi, Budiman: Jangan Lihat Harganya

Budiman Sudjatmiko meminta agar publik tidak melihat harga per porsi dalam program makan bergizi gratis, tetapi mempertimbangkan gizinya.

Editor: m nur huda
Tribun Jateng/ Permata Putra Sejati
Budiman Sudjatmiko meminta agar publik tidak melihat harga per porsi dalam program makan bergizi gratis, tetapi mempertimbangkan gizinya. 

TRIBUNJATENG.COM - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Budiman Sudjatmiko meminta agar publik tidak melihat harga per porsi dalam program makan bergizi gratis, tetapi mempertimbangkan gizinya.

Budiman merespons perihal anggaran makan bergizi gratis yang disebut turun dari Rp 15.000 menjadi Rp 7.500 per porsi.

"Jadi isunya, jangan dilihat soal harga per porsi. Tapi bagaimana cara menyediakan makanan yang bergizi itu. Soal harga itu memang bisa sangat fluktuatif kalau kita melihat di ujungnya, kalau kita lihat proses di hilirnya. Kan asumsinya berarti harga-harga tuh beli begitu saja bahan-bahannya," ujar Budiman saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Anggaran Makan Siang Gratis Rp 7.500 Per Anak Bukan Keputusan Resmi

Baca juga: Anggaran Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Disebut Jadi Rp 7.500 Per Anak

Budiman menyampaikan, jika bahan pangan dari program makan bergizi gratis bisa disediakan oleh dapur rakyat ataupun BUMDes, bisa saja harga satuannya tidak terlalu jauh dari biaya produksi. Jika semua bahan makanan didapat dengan cara membeli, kata dia, harganya sangat bergantung pada fluktuasi pasar. 

"Seringkali biaya penjualan barang jadi itu tergantung market-nya tergantung fluktuasi harga pasar. Nah kita justru yang kita tekankan adalah kemandirian dalam memproduksi makanannya itu sendiri," tutur dia.

"Kita tidak masuk ke wilayah harga. Karena kalau kita bisa menyediakan (bahan makanan) dengan sendirian, sebenarnya harga bukan issue. Yang penting kan kecukupan sesuai dengan prasyarat gizinya, quality control dari gizi untukk makan anak dan ibu hamil," ujar Budiman. 

Sementara itu, terkait anggaran Rp 71 triliun untuk program makan bergizi gratis, Budiman meyakini angka itu masih bisa ditekan. Asalkan, BUMDes bisa diaktivasi untuk memproduksi berbagai bahan pangan.

"Seluruh bahan makanan itu dengan hanya beberapa saja mungkin impor untuk sementara waktu, misalnya susu. Tapi mayoritas 80 persen bisa diproduksi sendiri, 80 persen bisa disediakan sendiri oleh desa. Maka anggaran itu ke depan itu bisa ditekan separuhnya untuk skala nasional," ujar dia. 

Maka dari itu, Budiman menilai tidak masalah jika anggaran per porsi untuk makan gratis tidak mencapai Rp 15.000.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, besaran anggaran makan siang gratis untuk tiap anak akan berbeda-beda di tiap daerah.

Ia menyebut, teknis soal program andalan presiden terpilih Prabowo Subianto ini akan dibahas lebih detail lagi ke depan. 

Hal ini disampaikan Airlangga menanggapi pertimbangan Prabowo mengefisienkan pagu anggaran Rp 71 triliun untuk makan siang gratis, dengan menurunkan alokasi biaya dari Rp 15.000 menjadi Rp 7.500 per porsi.

"Tentu di setiap daerah akan berbeda. Tapi teknis akan dibahas ke depan," kata Airlangga usai acara peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0 dan White Paper OMP Beyond 2024 di St. Regis, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2024). 

Ketua Umum Partai Golkar ini menuturkan, teknis akan dibahas lebih detail mengingat anggaran program unggulan Prabowo tersebut masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. 

"Program makan gratis itu sudah dianggarkan di dalam RAPBN ke depan itu sebesar sekitar Rp 71 triliun. Nah teknisnya nanti akan dibahas lebih detail lagi," jelas Airlangga.(fika/adhyasta/kps/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved