Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

Saat Anak-anak Harus Cuci Darah karena Gagal Ginjal, Ini yang Terjadi, Saatnya Ubah Gaya Hidup

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang menjadi rujukan pun buka suara terkait fenomena banyaknya pasien anak-anak yang melakukan cuci darah

Editor: muslimah
IST
Ilustrasi kasus gagal ginjal akut misterius pada anak 

"Kondisi ini tidak lagi merespons terhadap obat-obatan sehingga terjadi kebocoran protein yang menetap. Meskipun sudah memberikan obat," jelas dr. Eka.

Secara teoritis, pencatatan di dunia itu hanya 5 persen sebenarnya anak yang cenderung mengalami sindrom neufrotik itu mengalami gagal ginjal bila memang dia berobat secara rutin.

5. Penyakit lupus

Kemudian penyakit lupus, jika keterlibatan ginjalnya cukup berat misalnya sampai kebocoran protein maka bisa menyebabkan badannya bengkak-bengkak.

Kemudian penurunan fungsi ginjal dan berujung pada gagal ginjal sehingga membutuhkan dialisis.

Jangan Jajan Sembarangan

Salah satu pelajar di bilangan Grogol, Jakarta Barat bernama Adi(bukan nama sebenarnya) mengaku tahu tentang bahaya gagal ginjal pada anak. Ia mengaku melihat hal tersebut dari media sosial TikTok.

Menurutnya, sang ibunda juga sudah melarang agar tidak jajan sembarangan saat di sekolah.

"Aku suka beli jajanan di luar, tapi sekarang aku tahu kalau banyak jajanan itu tidak sehat setalah menonton VT (video tiktok) yang viral soal sakit ginjal karena jajan sembarang. Mama ku juga larang makanya kalau jajan sembarang takut mama marah," katanya.

Saat berada di sekolah lanjut Adi, guru kelasnya juga sudah memberitahukan bahayanya penyakit ginjal. Ditambah lagu bersumber dari jajanan yang sebenarnya sering ada di sekitar sekolah.

"Guru sering kasih tahu kita tentang makanan yang baik buat kesehatan. Kalau jajan sembarangan, bisa bikin ginjal kita rusak karena ada banyak zat yang tidak baik. Aku jadi lebih hati-hati sekarang," kata Adi   

Diabetes Juga Serang Anak, Saatnya Ubah Gaya Hidup

Sementara itu Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengingatkan keberadaan diabetes satu yang terus meningkat pada anak. Peningkatan kasus diabetes tipe dua pada anak ini umumnya disebabkan oleh lifestyle atau gaya hidup.

"Diabetes tipe 2 karena lifestyle itu memang tidak dipungkiri. Sekarang ini kejadian obesitas meningkat ya. Dan pada anak-anak obesitas itu, 80 persen anak diabetes itu disertai dengan diabetes tipe 2," ujarnya.

Lebih lanjut dr Piprim menjelaskan gaya hidup yang sehat untuk mencegah terjadinya diabetes. Pertama, melakukan olahraga secara rutin. Aktivitas fisik nyatanya bisa berdampak baik untuk semua organ tubuh.
Kedua perbanyak mengonsumsi minum air putih.

Ketiga, kurangi konsumsi gula. Bukan hanya gula putih, tapi berbagai pemanis yang ada di dalam makanan dan minuman kemasan.

"Sekarang kalau kita masuk ke minimarket itu, mungkin ada 100 macam minuman manis dengan berbagai pemanisnya," imbuhnya.

Keempat, jangan lupa lakukan pemeriksaan medis secara berkala. Terakhir, perbaiki pola tidur dan upayakan tidak begadang.

"Jadi saya kira ayo kita kembali ke upaya promotif preventif dengan memperbaiki gaya hidup," tutupnya.

(Tribun Network/ais/rin/wlh/wly)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved