Berita Jateng
Jateng Catatkan Deflasi Bulanan 0,13 Persen Pada Juli 2024
Provinsi Jawa Tengah kembali mencatatkan deflasi pada Juli 2024, setelah dua bulan berturut-turut mencatatkan deflasi secara bulanan (m-to-m).
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah kembali mencatatkan deflasi pada Juli 2024, setelah dua bulan berturut-turut mencatatkan deflasi secara bulanan (m-to-m).
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat deflasi bulanan pada Juli 2024 sebesar 0,13 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,66 persen.
Pada bulan Mei 2024 lalu, Jawa Tengah mencatatkan deflasi 0,22 persen dan Juni sebesar 0,28 persen. Sedangkan pada tahun yang sama, deflasi juga terjadi pada Januari lalu sebesar 0,08 persen.
"Penyumbang utama deflasi Juli 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,23 persen," kata Kepala BPS Provinsi Jateng Endang Tri Wahyuningsih pada paparan yang digelar secara hybrid, Kamis (1/8/2024).
Dia melanjutkan, beberapa komoditas dominan memberikan andil deflasi m-to-m pada Juli 2024, antara lain bawang merah sebesar 0,13 persen, cabai merah sebesar 0,06 persen, tomat sebesar 0,03 persen, telur ayam ras sebesar 0,02 persen, dan bawang putih sebesar 0,01 persen.
"Sedangkan komoditas yang memberikan andil inflasi m-to-m antara lain cabai rawit, beras, emas perhiasan, kopi bubuk, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM)," terangnya.
Di sisi itu, pada Juli 2024, inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 1,86 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,00.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 2,16 persen dengan IHK sebesar 106,46 dan terendah terjadi di Purwokerto sebesar 1,64 persen dengan IHK sebesar 105,17.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,40 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,93 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,13 persen.
Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,74 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,30 persen; kelompok transportasi sebesar 1,27 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,83 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,45 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,14 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,48 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,56 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada Juli 2024, antara lain beras, emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), gula pasir, dan nasi dengan lauk.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-o-y antara lain telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, telepon seluler, dan kacang panjang. (idy)
Baca juga: Video Tim Densus 88 Tangkap Teroris Asal Malang di Stasiun Balapan Solo
Baca juga: Partai Gerindra Belum Tentukan Arah Politik untuk Pilwakot Semarang 2024, Jadi Kunci?
Baca juga: Gempa Guncang Sukabumi Jawa Barat, Berikut Keterangan BMKG
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Just a Girl - No Doubt
Itu Jadi Tanda, Wasiat Difalya Taruni Alumni SMA Taruna Nusantara 32 Samudra Sebelum Meninggal |
![]() |
---|
Jawa Tengah Targetkan Juara Umum pada MQK Nasional di Sulawesi Selatan |
![]() |
---|
Pemprov Jateng Prioritaskan Pengelolaan Sampah |
![]() |
---|
Pengelolaan Sampah Jadi Prioritas Program Pemprov Jawa Tengah |
![]() |
---|
Sempat Tak Sadar, Difalya Cendekya Taruni Alumni SMA Taruna Nusantara Akhirnya Meninggal di Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.