Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Jokowi Minta Maaf, PBNU : Pemimpin yang Baik 

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf  merespons permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada rakyat Indonesia pada akhir masa jabatannya.

|
Penulis: hermawan Endra | Editor: Catur waskito Edy
hermawan endra
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah Masa Khidmat 2024-2029 resmi dilantik, di auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Kota Semarang, Sabtu (3/8). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG --   Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf  merespons permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada rakyat Indonesia pada akhir masa jabatannya. 

Yahya  menyebut Jokowi merupakan pemimpin yang baik. 

"Nanti saya kalau di akhir jabatan juga akan minta maaf, kesalahan dan kekurangan," ujarnya saat ditemui usai menghadiri acara pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah Masa Khidmat 2024-2029 di auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Kota Semarang, Sabtu (3/8).

KH Yahya Cholil Staquf menambahkan, terlepas dari kekurangannya, masyarakat patut berterima kasih kepada Jokowi karena sudah melakukan banyak hal besar yang akan bermanfaat dalam jangka panjang bagi bangsa dan negara.

"Masalah tidak akan pernah habis sampai kapanpun merupakan tugas dari orang-orang yang melanjutkan kepemimpinan itu untuk menyelesaikan masalah yang tersisa.Termasuk kita semua ini, kita harus berjuang karena ini bukan hanya urusan pemerintah saja tapi kepentingan dari seluruh warga masyarakat," ujarnya. 

Kepada pengurus PWNU yang baru saja dilantik, Pihaknya akan melakukan konsolidasi nasional, dan Jateng akan menjadi bagian dari desain yang sudah dibangun tersebut bersama seluruh jajaran kepemimpinan NU dari level pusat sampai ke ranting.

Ia sudah membuat wadah-wadah kelembagaan untuk operasionalisasi dari konsolidasi itu seperti misalnya gerakan warga masyarakat NU yang akan menjadi wadah semua agenda NU dengan masyarakat sampai di tingkat desa. 

PBNU juga sudah berhasil membentuk jaringan satuan tugas di lebih dari 30.000 desa di tujuh provinsi, dan masih akan terus berlanjut.

Pihaknya sekarang ini sudah punya personil satgas lebih dari 130 ribu personel sampai di tingkat desa, karena setiap desa akan ada 7 orang, kecamatan ada 18 orang, kabupaten ada 9 orang setiap provinsi ada tujuh orang. 

"Semua akan bekerja secara terkonsolidasi dan koheren mulai dari nasional sampai ke tingkat desa," imbuhnya. 

Terkait dengan konflik PBNU dengan PKB ia hanya memberikan rangkaian kalimat metafora. 

"Toyota memproduksi mobil, sudah dilempar ke pasar, sudah laku ternyata ada kesalahan sistem di mobil itu, maka ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya," pungkasnya.  (*)

Baca juga: Peternak Ayam Petelur di Sukorejo Kendal Sambat: Pakan Mahal, Harga Jual Tak Ideal

Baca juga: Pencurian Disertai Perusakan PJU di Jalan Blora-Randublatung, Bupati Arief Rohman : Prihatin 

Baca juga: 11 Remaja Pelaku Tawuran Ditangkap dengan Barang Bukti Senjata Tajam dan Molotov

Baca juga: Tak Terima Dituduh Curi Buah, Petani Habisi Nyawa Temannya


 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved