Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fenomena Anak Cuci Darah di Jateng

Belasan Anak Jalani Terapi Cuci Darah di RSUD dr Moewardi Solo, Ini Wanti-wanti Buat Orangtua

Baru ada 2 rumah sakit tipe A yang melayani cuci darah khusus anak di Jawa Tengah, yakni RSUP dr Kariadi Semarang dan RSUD dr Moewardi Surakarta.

Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/YAYAN ISRO ROZIKI
Pengendara melintas di depan RSUD dr Moewardi Surakarta. 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Belasan anak saat ini menjalani terapi cuci darah di RSUD dr Moewardi Surakarta.

Data tersebut disampaikan Dinkes Jateng atas maraknya fenomena anak- anak menjalani cuci darah atau mengalami gagal ginjal.

Meskipun demikian, angka tersebut tidak mengalami signifikan hingga Semester 1 Tahun 2024, atau berbeda kasusnya di Jakarta.

Baca juga: Miris! Gadis 25 Tahun Harus Cuci Darah Seumur Hidup Gegara Makan Micin-Mi Instan: Tensi Tinggi Memar

Baca juga: Kisah Wiji Untara, Kebiasaan Minum 15 Saset Kopi Sehari Bikin Gagal Ginjal, Kini Rutin Cuci Darah

Kasus gagal ginjal yang menimpa anak-anak di Jawa Tengah cukup mengkhawatirkan.

Akibat sakit ginjal itu, sejumlah anak-anak harus menjalani terapi cuci darah atau hemodialisa.

Terkait fenomena ini, Dinkes Jateng menyebut, tindakan medis untuk anak perlu dipisahkan dengan orang dewasa.

Alasannya, lantaran anak memiliki kebutuhan dan pelayanan berbeda.

Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Jateng, Elhamangto Zuhdan menjelaskan, baru ada 2 rumah sakit tipe A yang melayani cuci darah khusus anak di Jawa Tengah, yakni RSUP dr Kariadi Semarang dan RSUD dr Moewardi Surakarta.

"Kalau di Jawa Tengah memang sama dengan di Jakarta."

"Bahwa layanan cuci darah untuk anak-anak sangat terbatas."

"Yang kami tahu baru ada di RSUP dr Kariadi Semarang dan RSUD dr Moewardi Surakarta,” ujar Elham seperti dilansir dari TribunSolo.com, Senin (12/8/2024).

ILUSTRASI Pasien sedang melakukan hemodialisa atau cuci darah.
ILUSTRASI Pasien sedang melakukan hemodialisa atau cuci darah. (DOKUMENTASI TRIBUN JATENG)

Menurut dia, 11 hingga 13 pasien telah menjalani terapi cuci darah di RSUD dr Moewardi Surakarta.

Sedangkan di RSUP dr Kariadi Semarang secara kumulatif dari Januari hingga Juli 2024 mencapai 438 kasus tindakan medis.

“Anak yang menjalani cuci darah di Moewardi tidak terlalu besar, 11 sampai 13 anak."

"Itu pun memang pasien anak-anak yang sesuai indikasi medis, jadi tidak ada peningkatan."

"Kalau angka kunjungan di RSUP dr Kariadi ada 438 berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDI),” ungkapnya.

Menurutnya, tren angka hemodialisa di daerah, termasuk di Jawa Tengah tidak meningkat signifikan.

Angka itu tampak besar karena hanya rumah sakit yang melayani terapi itu sangat terbatas, baik di Jawa Tengah maupun Jakarta.

Baca juga: Viral Kasus Anak Cuci Darah, RSUD dr R Soetijono Blora Belum Bisa Layani Pasien Anak Cuci Darah

Baca juga: AWAS, Ini Pemicu Gagal Ginjal Kronis, 10 Anak Jalani Cuci Darah Rutin di RSUP dr Kariadi Semarang

Penyebab Anak Cuci Darah

Dia mengungkap, ada banyak penyebab anak bisa menjalani hemodialisa, mulai dari kelainan sejak lahir, gaya hidup yang tidak sehat seperti konsumsi minuman kemasan tinggi gula, serta kurang minum air mineral.

“Penyebab kasus gangguan ginjal pada anak biasanya bawaan sejak lahir, ginjal tidak berfungsi maksimal, ada juga penyakit sindrom nefrotik, terkait gaya hidup dan lain-lain sangat sedikit."

"Itu hanya faktor risiko bukan penyebab,” ungkapnya.

Selain itu, hemodialisa bisa dipicu penyakit lainnya yang merusak atau menyebabkan gagal ginjal, contohnya penyakit auto imun.

"Ada juga penyakit pada ginjal anak, contohnya sindrom nefrotik terjadi pembengkakan," tambahnya.

Oleh karenanya, dia meminta agar orangtua tetap menjaga pola hidup anak-anak dan melakukan pencegahan risiko penyakit ginjal anak sejak dini.

“Orangtua biasakan memberikan contoh melakukan gaya hidup sehat."

"Artinya makan-makanan dengan gizi seimbang, memberikan edukasi pada anak bahwa minum-minuman manis di kemasan, makanan berkemasan yang berkelanjutan itu merupakan gaya hidup tidak sehat,” pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Belasan Anak Cuci Darah di RS Moewardi Solo, Dinkes Jateng Wanti-wanti Ortu Tak Beri Makanan Ini

Baca juga: Pakai Ban Vulkanisir, Operasional 2 Bus Trans Semarang Dihentikan, Hasil Ramp Check di Gunungpati

Baca juga: Dinkes Jateng: 4 Tahun Tembus 7.516 Kasus Kanker Serviks

Baca juga: Serunya Wisata Susur Gua Pancur Pati, Nikmati Pemandangan Eksotis Perut Pegunungan Kendeng

Baca juga: Stadion Wergu Wetan Kudus Potensial Lolos Asesmen Homebase Persiku, Akses Ditambah

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved