UIN SAIZU Purwokerto
Mahasiswa KKN UIN Saizu Olah Kohe dan Limbah Pertanian Jadi Pupuk Kompos
Mahasiswa Kelompok 155 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto melakukan terobosan program
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO -- Mahasiswa Kelompok 155 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto melakukan terobosan program unggulan.
Mereka melatih pengelolahan limbah peternakan atau kotoran hewan (kohe) dan pertanian menjadi pupuk kompos.
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LPPM UIN Saizu Purwokerto, Mawi Khusni Albar menyebutkan, kegiatan KKN Kelompok 155 ini berupa pemanfaatan dari limbah peternakan seperti kotoran hewan ternak dan limbah pertanian seperti rumput-rumput liar, ilalang, dan segala bahan organik sisa pertanian.
"Limbah-limbah yang nampaknya hanyalah sampah tersebut pun kemudian diolah untuk menjadi pupuk kompos yang dikemudian hari dapat digunakan untuk pertanian.
Pembuatan pupuk kompos ini dilakukan di perkebunan warga di Dukuh Kaliloka Sirampog, Brebes," jelasnya, Rabu (14/8/2024).
Kegiatan itu dilakukan untuk memperkuat stereotip, limbah-limbah tersebut memiliki manfaat yang luar biasa. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini, limbah-limbah tersebut pun akhirnya dimanfaatkan dan tidak ditumpuk menjadi barang sampah yang sia-sia.
Tujuan kegiatan ini juga untuk memberdayakan warga, khususnya di pertanian agar tidak berat membeli pupuk. Hal ini menjadi salah satu cara untuk menunjang ekonomi warga sekitar.
Karena dengan berkurangnya modal untuk bertani dan berkebun, maka laba akhir dari pekerjaan tersebut akan menjadi lebih besar.
"Faktanya, meskipun dengan tersedianya bahan mentah berupa limbah pertanian dan peternakan, banyak petani masih membeli pupuk jadi.
Dikarenakan pembuatan pupuk kompos memiliki proses yang tidak instan, membeli pupuk menjadi alternatif yang sering dilakukan para petani," jelasnya.
Fenomena inilah yang memantik mahasiswa KKN Kolaborasi untuk mengadakan kegiatan pembuatan pupuk ini.
Karena hal itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat berpengaruh dalam jangka panjang terhadap pemikiran para petani, agar pembuatan pupuk kompos berkelanjutan.
Kegiatan ini dimulai dengan mengumpulkan kotoran kambing dari peternakan kambing milik warga yang menjadi sukarelawan untuk kontribusi limbah peternakan.
Selepas itu, kegiatan dilanjutkan dengan menambahkan kotoran yang telah dikumpulkan dengan limbah pertanian berupa rumput-rumput liar.
Selain itu, ada juga merang atau sekam dari tanaman padi yang diambil dari perkebunan Bungaloka. Pencampuran antara limbah peternakan dan limbah pertanian dilakukan dengan rasio perbandingan 1:2. Dimana limbah peternakan adalah 1 dibanding dengan 2 limbah pertanian.
Setelah dicampur dan diaduk, campuran tersebut kemudian ditambahkan dengan campuran lain yang terdiri dari EM4 pertanian dan molase. Campuran kedua ini diracik di timba berisikan air 5 liter yang dicampur dengan EM4 dengan takaran 1 gelas atau setara dengan 240ML dan Molase dengan takaran sama dengan EM4.
FTIK UIN Saizu Matangkan Data Alumni untuk Hadapi Monev BPKP Pertama di PTKIN |
![]() |
---|
Empat Mahasiswa UIN Saizu Jalani KKN Internasional di Thailand, Bawa Misi Moderasi Beragama ke Dunia |
![]() |
---|
KKN Kelompok 30 UIN Saizu Latih Kader PKK Desa Pagelak Bikin Totebag Ecoprint Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Fakultas Dakwah dan Saintek UIN Saizu Susun RPS Berbasis OBE untuk Cetak Lulusan Unggul dan Adaptif |
![]() |
---|
10 Dosen Fakultas Syariah UIN Saizu Aktif di Konferensi Internasional Hukum Keluarga Islam 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.