Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Kisah Gadis Penganut Kepercayaan di Purwokerto, Dipaksa Mengenakan Hijab di Sekolah

NR (14) salah seorang siswi di Purwokerto menceritakan pengalamannya mendapat bullying dari guru karena menganut kepercayaan.

TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
NR (14) seorang siswi di Purwokerto saat menceritakan pengalamannya saat masih duduk di sekolah menengah pertama yang mendapat bullying dari guru karena menganut kepercayaan di acara Dialog di Pendopo Si Panji, Purwokerto, Kamis (15/8/2024).  

Sulistiani sendiri tergabung dalam paguyuban kepercayaan Kawruh Rasa Sejati, yang pengikutnya kurang lebih 57 orang yang kebanyakan sudah sepuh. 

"Dia sempat cerita pada kelas 7 sampai 8 satu satunya yang tidak mengenakan jilbab dan dia ditekan terus supaya mengenakan jilbab," ungkapnya. 

Sulistiani mengatakan saat ini ia sedang mengambil pendidikan S1 tentang kepercayaan di Untag, Semarang. 

"Saya bebaskan si anak sesuai dengan apa yang dia mau. 

Suami saya Islam.Kadang saya support juga apabila anak ingin mengaji," terangnya. 

Sebagai seorang penghayat kepercayaan dia memang sering mendapat perkataan kurang menyenangkan.

Contohnya dianggap PKI, tidak pernah salat, dan dapat stigmatisasi, tidak punya kitab dan sebagainya. 

"Kita mengedepankan budi pekerti luhur, lebih kepada religinya," jelasnya. 

Sebagai orangtua keinginannya adalah supaya tidak ada lagi upaya penekanan dari berbagai pihak soal kepercayaan.

"Inginnya pendidikan keprcayaan adalah ada guru tetap yang mengajar secara tetap.

Atas dasar itulah saya ingin mengambil peran agar dapat mengajar kepercayaan," jelasnya. 

Ia bercerita apabila kegiatan kepercayaan adalah sepertu latihan semedi olahrasa.

Ia saat ini juga tengah merancang kurikulum sebagai bahan ajar yang diajarkan ke anak SD  hingga kuliah. 

Pernyataan NR (14) itu ia sampaikan dalam sebuah diskusi publik mengenai hak-hak dan kesetaraan bagi penganut kepercayaan di Banyumas, Kamis (15/8/2024) di Pendopo Si Panji, Purwokerti.

Diskusi ini menghadirkan Pramono Ubaid Tanthowi (Wakil Ketua Komnas HAM), Hirawan Danan Putra (Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banyumas), Ahmad Fathoni (Kabid Kebudayaan Kabupaten Cilacap), dan Feby Lestari (penghayat kepercayaan) sebagai pembicara. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved