Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dokter Tewas di Kos Semarang

"Stop, PPDS Tanpa Bullying Sudah Berat" Dokter Tirta Soroti Kasus Tewasnya Aulia PPDS Undip

Dokter Tirta menilai program PPDS sangat berat untuk dilakoni. Apalagi jika ada aksi bullying semasa PPDS

Editor: Muhammad Olies
instagram
Dokter Tirta 

TRIBUNJATENG.COM - Kematian dokter muda Aulia Risma Lestari di kamar kosnya di Lempongsari, Gajahmungkur Kota Semarang menuai simpati dari berbagai kalangan. 

Salah satunya influencer sekaligus dokter Tirta Mandira Hudhi. Menurut dokter Tirta program PPDS sangat berat untuk dilakoni.

Apalagi jika ada aksi bullying semasa PPDS.

"Jam kerja di ppds itu emang tinggi. Ga ada work life balance. Pressure dari target kasus, jadwal jaga, evaluasi pendidikan, dan juga no income selama 5 tahun

"Sehingga tanpa bullying pun itu sudah sangat berat. Apalagi jika "masih ada" bullying," tulisnya di akun X @tirta_cipeng, Kamis (15/8/2024).

Baca juga: UPDATE Dokter PPDS Anestesi Undip Diduga Bunuh Diri, Kapolsek: Obatnya Dimasukkan ke Lengan

Baca juga: Pernyataan Lengkap Undip Semarang Soal Kematian Dokter PPDS Aulia Risma

Aulia Risma Lestari merupakan dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal. Ia mendapat beasiswa dan menjadi mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip).  

Dokter muda berusia 30 tahun itu, ditemukan tewas diduga bunuh diri karena menjadi korban perundungan atau bullying saat menjalani PPDS Undip di RSUP Dr Kariadi Semarang.

Aulia ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Lempongsari, Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/8/2024) sekira pukul 23.00 WIB.

Dokter Tirta berpendapat aksi bullying di program PPDS harus dihentikan.

Menurut hematnya, sistem pendidikan dunia kesehatan sudah berubah seiring perkembangan zaman.

"Hidup as Mahasiswa PPDS itu sudah berat. Jika "masih ada" praktek bullying berkedok "pendidikan mental" sebaiknya dan seharusnya itu dirubah," 

"Karena zaman sudah berubah, jika itu terjadi kepada kita/kalian, jangan sampe terjadi pula terjadi ke junior kita. Stop rantainya," ungkap Dokter Tirta.

Doker berumur 33 tahun itu, juga meminta mahasiswa PPDS untuk lebih memahami diri sendiri. Terutama masalah mental health.

Ia berharap, mahasiswa PPDS bisa lebih terbuka dan jangan ragu bercerita ke orang terdekatnya.

Obat Roculax dan dokter Aulia Risma
Obat Roculax dan dokter Aulia Risma (istimewa)

"Kesadaran kita akan "mental health" juga harus ditingkatkan. Karena saya yakin masih banyak orang yg terjebak dalam situasi depresi. Kita ga tau, mungkin sekitar kita ada orng yg punya masalah berat. So critalah ke keluarga / temen terdekatmu. You are not alone," urai dia.

Terakhir, dokter Tirta berharap atas kejadian ini semua pihak berbedah.

Menurutnya kasus ini merupakan fenomena gunung es.

"Adanya kasus 1 suic*de ini merupakan "tip of iceberd" dari berbagai banyaknya permasalahan mengenai sdm kesehatan di Indonesia. Saya harap, semua semua pihak dapat menahan diri, dan bergerak bareng agar sistem pendidikan sdm nakes dapat bertransformasi ke arah lebih baik," tutupnya.

Baca juga: Korban Perundungan PPDS Undip Tak Hanya Aulia, Ada Nama Lain yang Juga Alumni SMAN 1 Tegal

Kronologi kejadian

Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono, mengatakan pihaknya menerima kabar tewasnya dokter PPDS pada pukul 23.00 Senin (12/8/2024).

Menurutnya, memang ada narasi yang beredar jika kematian dokter muda itu karena bunuh diri. Namun, ia menepis jika kematian dokter muda itu karena bunuh diri.

"Kematiannya bukan karena bunuh diri," dikutip dari Tribunjateng.com, Rabu (14/8/2024).

Agus menerangkan, Aulia merupakan dokter ASN di Tegal. Wanita kelahiran 1994 itu mendapat biaya Dinas S2 anastesi.

Agus menerangkan Aulia merupakan dokter ASN di Tegal. Wanita kelahiran 1994 itu mendapat biaya Dinas S2 anastesi.

"Dia (Aulia) sudah satu tahun ngekos tepatnya di samping kantor kelurahan," tuturnya.

Menurutnya, kematian Aulia itu diduga karena merasa berat mengikuti pelajaran maupun menghadapi seniornya. Hal itu pun berdasarkan cerita dari ibunya maupun isi buku hariannya.

"Nah dia sempat nggak kuat begitu istilahnya otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat, urusan sama seniornya berat," jelasnya.

Menurut dia,  dokter asal Tegal itu diduga menenangkan diri  menggunakan obat anastesi. Obat jenis roculax itu disuntikan sedikit ke  lengannya.

"Kemarin dicek masih ada sisa campuran obat. Informasi dokter obat itu seharusnya lewat infus. Tapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur. Jadi bukan bunuh diri, tidak ada indikasi bunuh diri," ujarnya.

Dikatakannya, tewasnya Aulia diketahui pertama kali oleh pemilik kos dan temannya. 

Saat itu pacar Aulia menelpon sekitar pukul 07.00-08.00 pagi namun tidak mendapat respon. Hingga akhirnya kekasih Aulia meminta teman sekosnya untuk menengok ke kamarnya.

"Nah minta tolong temennya itu, temennya itu kok dicek tutupan mungkin di kosannya tembalang , dicek ke Tembalang sana kosong juga," ujarnya.

Hingga akhirnya teman kos Aulia ke Lempongsari dan meminta pemilik kos mengecek kamarnya.

"Kamar itu terkunci hingga akhirnya pakai kunci serep. Tetap nggak bisa karena dikunci dari dalam. Kemudian panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal, dalam posisi miring seperti orang tidur," imbuhnya.

Lanjutnya proses evakuasi baru bisa dilakukan pukul 03.00 menunggu ibu Aulia datang ke kos itu. Ibunya menyadari anaknya sudah meminta resign karena tidak kuat. Aulia telah bercerita dengan ibunya.

"Cerita satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," imbuhnya.

Hingga akhirnya ibunya menyadari meminta membawa Aulia ke RSUP Dr Kariadi namun tidak diotopsi. Jenazah Aulia  dibawa ke Tegal.

"Kondisi jasad Aulia mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," tandasnya.

Artikel ini diolah dari https://www.tribunnews.com/regional/2024/08/15/dokter-tirta-soroti-tewasnya-dokter-muda-di-semarang-ppds-tanpa-bullying-saja-sudah-sangat-berat? 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved