Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Warga Nagekeo NTT Ubah Teks Proklamasi di Upacara HUT RI Buntut Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki

Di Nusa Tenggara Timur (NTT), tokoh adat Desa Woloede, Kecamatan Mauponggo, mengubah teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Kompas.com/Istimewa
Tangkapan layar video tokoh adat Desa Woloede, Kecamatan Mauponggo, NTT mengubah teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. (Dokumen warga) 

TRIBUNJATENG.COM, NAGEKEO - Di Nusa Tenggara Timur (NTT), tokoh adat Desa Woloede, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, mengubah teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Tokoh adat mengubah teks proklamasi itu sebagai buntut kekecewaan terhadap Pemerintah yang tak kunjung memerhatikan jalan menuju daerah itu.

Teks proklamasi yang mereka ubah itu dibacakan saat sambutan tokoh adat pada acara 17 Agustus di Kampung Ulunua, Desa Woloede, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.

Baca juga: Jokowi Ungkap Alasan Mengejutkan Ketidakhadiran Megawati dan SBY di Upacara Proklamasi di IKN

Teks proklamasi itu dibacakan dengan lantang oleh tokoh adat bernama Yosef Mola.

Warga yang mengikuti upacara langsung menyambut dan berteriak membalas dengan pekikan jalan aspal dan hotmix.

Berikut petikan teks proklamasi kemerdekaan yang mereka ubah.

Proklamasi

"Kami masyarakat Desa Woloede dengan ini menyatakan bahwa: cengkeh, pala, pisang, durian, salak, dan manggis limpah adanya.

Perut kami terisi ubi talas di tanah yang subur ini. Lauk-pauk kami limpah adanya. Air bersih kami mengalir setiap saat.

Tetapi kami masih menjerit dan tertinggal. Dibelenggu oleh akses jalan kabupaten yang buruk, karena kurang diperhatikan oleh Pemerintah.

Kami mohon kepada Negara Republik Indonesia, dengan cara saksama beri kami jalan hotmix yang layak dan seadil-adilnya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya".

Ulunua, 17 Agustus 2024.

Yosef Mola, mengatakan warga melakukan aksi protes dengan mengubah teks proklamasi itu agar Pemerintah membuka mata dengan kondisi infrastruktur menuju desa yang tak kunjung diperhatikan.

Padahal, kata dia, warga sudah berulangkali menyampaikan kondisi infrastruktur jalan tersebut kepada Pemerintah, tetapi hingga kini tak kunjung diperhatikan.

"Kalau omong merdeka, sesungguhnya kami di sini belum merdeka. Jadi ini upaya kami supaya bisa merdeka," kata Yosef saat dihubungi Minggu (18/8/2034) kemarin.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved