“Kami mendorong kesadaran masyarakat di wilayah tersebut untuk lebih waspada terhadap risiko gempa megathrust,” lanjutnya. Menurut Chomsul, kesadaran ini penting agar masyarakat dapat mempersiapkan diri dan mengurangi risiko saat gempa terjadi.
Sementara itu, Kota Semarang disebutkan tidak termasuk dalam wilayah yang berpotensi terkena gempa megathrust. “Kalau Kota Semarang untuk gempa megathrust tidak, karena (gempa megathrust) menyasar wilayah pantai selatan,” ucapnya. Namun demikian, Semarang berisiko terkena gempa dari sesar Kendeng, yang sebelumnya telah menyebabkan gempa di Batang dengan kekuatan 4,2 SR.
Chomsul juga menjelaskan bahwa BPBD Jateng telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. Pada tahun 2019, BPBD mengadakan Ekspedisi Destana Tsunami yang bertujuan untuk sosialisasi mitigasi bencana di wilayah pesisir pantai selatan, termasuk pemasangan rambu evakuasi dan penyuluhan di sekolah-sekolah serta pasar.
“Jika terjadi bencana gempa, korban jiwa sering kali muncul karena kepanikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuat perencanaan mitigasi dari level keluarga,” tandasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.