Teatrikal Kontroversial! Massa Mahasiswa Purwokerto Beri Kartu Merah Jokowi, Gibran, Kaesang
Mahasiswa Purwokerto demo tolak Revisi UU Pilkada. Teatrikal Jokowi, Gibran, Kaesang ditelanjangi dan diberi kartu merah.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Daniel Ari Purnomo
Ratusan mahasiswa di Purwokerto turun ke jalan, Kamis (22/8/2024), dalam aksi menolak Revisi UU Pilkada. Aksi ini diwarnai teatrikal kontroversial yang menampilkan tiga karakter—Jokowi, Gibran, dan Kaesang—ditelanjangi dan diberi kartu merah oleh massa. Aksi tersebut merupakan simbol perlawanan terhadap politik dinasti dan kepemimpinan yang dinilai gagal. Apa pesan kuat yang ingin disampaikan mahasiswa dalam aksi ini?
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Pada Kamis (22/8/2024), ratusan mahasiswa Purwokerto menggelar aksi demonstrasi di Alun-alun Purwokerto untuk menolak Revisi Undang-Undang (UU) Pilkada.
Aksi ini diwarnai dengan teatrikal yang menarik perhatian, di mana tiga karakter yang mewakili Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming, dan Kaesang Pangarep ditampilkan dalam keadaan ditelanjangi dan diberi kartu merah oleh massa.
Teatrikal ini adalah simbol penolakan terhadap politik dinasti yang semakin menguat di Indonesia.
Kartu Merah untuk Rezim: Pesan dari Mahasiswa
Dalam aksi tersebut, massa mahasiswa kompak mengenakan pakaian serba hitam dan membawa berbagai spanduk serta tulisan yang mengkritik situasi politik saat ini.
Beberapa di antaranya bertuliskan "Indonesia Darurat Demokrasi," "Tolak Politik Dinasti," dan "#peringatakandarurat."
Rakyan, perwakilan dari Aksi Kamisan Purwokerto, menjelaskan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah mengikat harusnya dihormati oleh DPR.
Namun, dengan adanya langkah DPR yang seolah menentang putusan tersebut, mahasiswa merasa perlu turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan mereka terhadap Revisi UU Pilkada.
"Kita tolak RUU Pilkada. Ada nawa dosa Jokowi selama 10 tahun menjabat yang belum terselesaikan. Dari hal ini, kita berikan kartu merah dan minta diadili Jokowi," ujar Rakyan dengan tegas.
Massa Semakin Geram: "Demokrasi adalah Kepentingan Rakyat"
Massa aksi menganggap bahwa langkah DPR yang tidak mematuhi keputusan MK telah memancing kemarahan publik.
Mereka menilai keadaan politik di Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang "tidak baik-baik saja."
Para demonstran merasa bahwa demokrasi yang sejatinya untuk kepentingan rakyat kini terancam oleh kepentingan politik dinasti dan keserakahan kekuasaan.
Rakyan juga menegaskan bahwa aksi di Purwokerto ini bukanlah yang terakhir.
Mereka berencana untuk terus melakukan konsolidasi dan aksi lanjutan untuk menentang apa yang mereka sebut sebagai "rakusnya rezim Jokowi."
Ratusan mahasiswa yang hadir di aksi tersebut menunjukkan bahwa perlawanan terhadap Revisi UU Pilkada dan politik dinasti tidak hanya terjadi di Purwokerto, tetapi juga menjadi keresahan nasional.
Teatrikal Kontroversial: Jokowi, Gibran, dan Kaesang Ditelanjangi
Dosen FTIK UIN Saizu Bahas Transformasi Kurikulum Menuju Outcome-Based Education |
![]() |
---|
Tim Scoby-Do Telkom University Ciptakan Artificial Skin dari Limbah Teh Basi |
![]() |
---|
Mahasiswa S1 Sains Data Telkom University Perluas Wawasan Global Lewat Kuliah Tamu Internasional |
![]() |
---|
Mahasiswa Teknik Industri TUP Gelar Lomba Karya Tulis: Ajak Tulis Gagasan Jawab Tantangan Bangsa |
![]() |
---|
Tim Pemeriksa Selesai Bekerja, Kirim Rekomendasi Sanksi ke Kemdiktisaintek |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.