Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Israel-Hizbullah Memanas! Maskapai Dunia Tangguhkan Penerbangan, Netanyahu Beri Ancaman Baru

Konflik Israel-Hizbullah kian panas, sejumlah maskapai tangguhkan penerbangan ke Tel Aviv dan Beirut. Netanyahu ancam balasan telak.

AFP
Warga Palestina menggendong anak-anak mereka saat melarikan diri setelah serangan Israel terhadap sebuah sekolah, yang menampung warga Palestina yang mengungsi, di lingkungan Rimal, pusat Kota Gaza pada 20 Agustus 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (Photo by Omar AL-QATTAA / AFP) 

TRIBUNJATENG.COM - Konflik antara Israel dan Hizbullah semakin memanas, memaksa sejumlah maskapai penerbangan dunia untuk menangguhkan layanan mereka ke Tel Aviv dan Beirut.

Bandara Ben Gurion di Tel Aviv sempat menghentikan operasinya selama dua jam pada Minggu (25/8/2024) pagi ketika pasukan Israel melancarkan serangan udara terhadap target Hizbullah di Lebanon selatan, memaksa penerbangan masuk untuk dialihkan.

Penundaan ini terjadi setelah bentrokan sengit antara Israel dan Hizbullah, yang menjadi yang terberat sejak perang Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

Menurut laporan Al Jazeera, British Airways menjadi salah satu maskapai yang membatalkan penerbangan mereka hingga Rabu (28/8/2024).

Air France juga mengumumkan penangguhan layanan ke Tel Aviv dan Beirut mulai Senin (26/8/2024), disusul oleh Etihad, Ethiopian Airlines, dan Wizz Air yang menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv sejak Minggu (25/8/2024).

Virgin Atlantic memperpanjang penangguhan penerbangannya antara London dan Tel Aviv hingga 25 September, sementara Royal Jordanian menangguhkan penerbangan ke Beirut dengan alasan "situasi terkini."

Lufthansa juga memperpanjang penangguhan penerbangannya ke Beirut hingga akhir September dan menangguhkan layanan ke Tel Aviv dan Teheran hingga 2 September.

Delta Air Lines dari AS sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan memperpanjang penangguhan penerbangannya ke Israel hingga 31 Oktober, mengikuti langkah serupa oleh American Airlines.

Militer Israel mengklaim bahwa mereka melancarkan serangan besar-besaran dengan 100 jet tempur setelah mendeteksi persiapan Hizbullah untuk menyerang Israel tengah pada Minggu pagi. Namun, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam pidato yang disiarkan di televisi, membantah klaim tersebut.

Nasrallah menyatakan bahwa serangan mereka merupakan balasan atas terbunuhnya komandan Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan udara Israel di Beirut pada bulan lalu.

Dia mengungkapkan bahwa Hizbullah menargetkan Pangkalan Glilot, pusat intelijen militer utama Israel, serta beberapa posisi militer Israel lainnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merespons dengan keras, menyatakan bahwa Israel telah memberikan "pukulan telak dan mengejutkan" kepada Hizbullah.

Netanyahu menegaskan bahwa tindakan ini adalah upaya untuk mengubah situasi di perbatasan utara dan memastikan keamanan warga Israel. Namun, dia juga memperingatkan bahwa ini bukan langkah terakhir yang akan diambil Israel.

Sebelumnya, media Israel melaporkan bahwa salah satu target yang ingin diserang Hizbullah adalah markas besar badan intelijen Israel, Mossad, yang terletak dekat Tel Aviv.

Sebagai respons, Israel meluncurkan 100 jet tempur untuk menangkis serangan Hizbullah dan menargetkan sumber roket kelompok proksi Iran tersebut. (*)

Baca juga: Proses Gencatan Senjata di Gaza : Ketidaksepakatan Tekendala dari Tuntutan yang Diajukan Israel

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved