Pendididkan
BBGP Jateng Gelar Merdeka Berbudaya, Darmadi: Upaya Penguatan Kompetensi Pendidik
BBGP Jateng berupaya meningkatkan kompetensi para pendidik khususnya pendidikan seni budaya dan bahasa jawa
Penulis: Agus Iswadi | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jateng berupaya meningkatkan kompetensi para pendidik khususnya pendidikan seni budaya dan bahasa jawa. Salah satunya melalui sarasehan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) dengan gelar merdeka berbudaya.
Sarasehan P5 dalam gelar merdeka berbudaya tersebut merupakan kegiatan kebudayaan pertama yang dilaksanakan oleh BBGP Provinsi Jawa Tengah sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Kegiatan tersebut dipusatkan di kawasan De Tjolomadoe Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar, Jumat (30/8/2024).
Dalam kegiatan tersebut digelar sarasehan yang melibatkan 200 peserta dari unsur guru dan tenaga kependidikan. Peserta berasal dari berbagai sekolah di wilayah Solo Raya.
Sarasehan dengan tema pendidikan seni dan budaya dalam proyek penguatan profil pelajar pancasila tersebut menghadirkan narasumber akademisi dari UNY, Joko Pamungkas, praktisi budaya sekaligus guru, Dwi Puspita Ningrum serta Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Nunuk Suryani dan Ki Warseno Slank.
Baca juga: Wanita di Bantul Dinikahi Bule, Isi Pidato Gunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris
Kepala BBGP Jateng, Darmadi mengatakan, tema pendidikan seni dan budaya dalam proyek (P5) merupakan salah satu upaya mengintegrasikan budaya lokal dalam sistem pendidikan agar siswa tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan yang modern tetapi juga memahami dan menghargai budaya sendiri.
Menurutnya, melalui materi yang diterima para pendidik tersebut dapat meningkatkan kompetensi dan mengembangkan kreativitas khususnya pendidikan seni budaya dan bahasa jawa sehingga dapat diterapkan dalam proyek pembelajaran.
Pihaknya mempertemukan pelaku budaya dengan pelaku pendidikan lantaran keduanya sama-sama memiliki tanggung jawab untuk membangun karakter peserta didik sebagai generasi pembaharu.
"Kami punya ikhtiar untuk memberikan media, wahana agar mereka punya rujukan tambahan atau pengayaan," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (30/8/2024).
Dia menuturkan, para pendidik yang notabene generasi muda diharapkan punya kesanggupan menerima dan mengambil nilai luhur yang universal dari seni tradisional untuk dikenalkan kepada anak-anak didik.
"Bahwa P5 sejatinya menguatkan profil pelajar pancasila bukan menggelar hasil karya siswa," tuturnya.
Pihaknya tidak melarang sekolah membuat gelaran bertajuk P5 asalkan esensinya tercapai. Di sisi lain juga mengantisipasi hal-hal yang akan menjadi dampak lain misal memberatkan orang tua karena harus menyewa pakaian mahal atau menyewa guru untuk pementasan.
Darmadi mengatakan, evaluasi terus dilakukan dalam penetapan P5 di sekolah sepeti halnya dengan monitoring langsung.
"Indikator keberhasilan penerapan P5. Pertama sasaran makro merdeka belajar terwujud. Anak-anak tidak tertekan berkreasi, berpendapat dalam konteks pembelajaran," tuturnya.
Serangkaian kegaitan tersebut ditutup dengan pagelaran wayang kulit oleh dalang kondang, Ki Warseno Slank dengan lakon Arjuna Wiwaha.
Wayang kulit menjadi pagelaran yang dipilih sebagai wujud apresiasi sekaligus penguatan upaya BBGP Provinsi Jawa Tengah dalam mengintegrasikan seni dan budaya dalam sistem pembelajaran. (Ais).
Sosok Lestari Siswi SMAN 1 Salatiga Jadi Finalis Putri Remaja Hutan dan Lingkungan 2025 |
![]() |
---|
Perpustakaan Bung Hatta SMPN 1 Brebes Raih Akreditasi A Perpusnas |
![]() |
---|
INFOGRAFIS 8 Alasan Siswa Tak Dapat Bantuan PIP |
![]() |
---|
Kepala KPP Jakarta Raih Gelar Doktor di Untag Semarang |
![]() |
---|
Cara SMK Muhammadiyah 1 Semarang Genjot Daya Saing, Agar Tak Kalah dari Sekolah Negeri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.