Viral! Makam "Fiktif" di Wonosobo Dibongkar, 78 Nisan Dihancurkan
Puluhan makam di Wonosobo dibongkar karena diduga fiktif. Benarkah ini hanya klaim tanpa bukti ilmiah?
Penulis: Imah Masitoh | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Sebuah video yang menunjukkan pembongkaran makam-makam yang diduga fiktif di Desa Ngalian, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, viral di media sosial.
Video berdurasi sekitar 6 menit yang diunggah oleh akun Tiktok @Argama Balarama memperlihatkan aksi pembongkaran tersebut dan telah mendapat belasan ribu komentar dari warganet.
"Rabu 28 Agustus makam wali abal-abal Kalicutang dibongkar oleh pemerintah dan masyarakat. 78 klaim makam ba'alwi di Desa Ngalian Wadaslintang Wonosobo dibongkar seusai rapat bersama," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Arga Balarama, yang juga merupakan salah satu tim pembongkar Makam Kali Cuthang, membenarkan kejadian tersebut saat dikonfirmasi oleh wartawan.
Ia menjelaskan bahwa pembongkaran dilakukan untuk menghindari pembelokan sejarah, karena banyak orang meragukan keaslian makam tersebut sebagai makam ulama dan wali.
Selama dua tahun terakhir, setidaknya 78 makam yang berada di perbatasan Desa Ngalian telah dibongkar karena dianggap sebagai makam fiktif yang tidak diakui secara ilmiah.
"Untuk membuktikan itu, kami melakukan penelusuran dan interpretasi atas fakta-fakta yang ada, namun tidak ditemukan bukti konkret bahwa di sana pernah ada makam ulama," ungkapnya.
Penemuan makam-makam ini, awalnya, hanya berdasarkan informasi dari beberapa tokoh masyarakat melalui pendekatan spiritual, tanpa didukung kajian ilmiah dan bukti kesejarahan.
"Kami tidak menemukan bukti sejarah berupa artefak, catatan sejarah, atau dokumen kuno yang mendukung klaim tersebut," jelasnya.
Tim menemukan adanya ketidaksesuaian terkait jumlah makam, nama-nama yang tercantum, serta tidak ada sumber silsilah yang jelas.
Bahkan beberapa tokoh yang memberikan rekomendasi meminta agar nama mereka dicabut dari daftar pemberi rekomendasi.
"Penemuan secara spiritual hanya dianggap sebagai kebenaran subjektif, bukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah," tambahnya.
Setelah berkonsultasi dengan instansi terkait dan ahli sejarah, tim menyimpulkan bahwa Makam Kali Cuthang tidak dapat diakui sebagai penemuan sah karena tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Pada Rabu (28/8/2024), 78 batu nisan di lokasi tersebut dihancurkan agar masyarakat tidak kembali datang untuk berziarah.
DPRD Wonosobo Dorong Penguatan Sekolah Rakyat Lewat Pengadaan Lahan dan Pembinaan Karakter |
![]() |
---|
Di Balik Tembok Asrama Sekolah Rakyat Wonosobo, Kisah Siswa Rela Tak Pulang Demi Meraih Masa Depan |
![]() |
---|
Setelah Satu Bulan Berjalan, Siswa Sekolah Rakyat 35 Wonosobo Mulai Stabil Jalani Sekolah Berasrama |
![]() |
---|
Tampang Dua Pemuda Mabuk Perusak Makam di Bergas Kabupaten Semarang, Warga Pendatang |
![]() |
---|
Polres Wonosobo Kini Punya Tim SAR Bantu Penanganan Bencana, Miliki 33 Personel Internal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.