Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Undip & IDF Gelar Seminar Penelitian Strategi Harm Reduction Sebagai Alternatif Pengendali Tembakau

Program Studi S1 Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis bekerja sama dengan Indonesia Development Foundation (IDF Foundation) untuk mengadakan seminar

Penulis: hermawan Endra | Editor: Catur waskito Edy
hermawan endra
Program Studi S1 Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis bekerja sama dengan Indonesia Development Foundation (IDF Foundation) untuk mengadakan seminar hasil penelitian terkait strategi Harm Reduction sebagai alternatif pengendalian tembakau, Kamis (5/9) di Hall Gedung C, lantai 4, FEB Undip. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Program Studi S1 Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis bekerja sama dengan Indonesia Development Foundation (IDF Foundation) untuk mengadakan seminar hasil penelitian terkait strategi Harm Reduction sebagai alternatif pengendalian tembakau, Kamis (5/9) di Hall Gedung C, lantai 4, FEB Undip.

Director Program and Operation Indonesian Development Foundation (IDF), Lazuardi, mengatakan, meskipun Indonesia telah menjalankan program mengendalikan penggunaan tembakau namun prevalensi perokok di negara ini tidak mengalami penurunan yang signifikan terutama disegment perokok dewasa aktif.

Bahkan data hasil survey IDF Foundation menunjukkan bahwa selama masa pandemic Covid-19 dimana terjadi penurunan daya beli masyarakat serta pengurangan konsumsi rumah tangga, prevalensi merokok malah tidak terjadi penurunan atau stagnan dan cenderung meningkat. Hal ini terjadi karena substitusi produk rokok dengan harga tinggi ke produk rokok dengan harga yang lebih ekonomis.

“Awal studi karena melihat Indonesia ada kebijakan pengendalian tembakau. Kami melihat kebijakan yang sudah berjalan tersebut belum sepenuhnya berhasil. Justru selama Covid-19 pengguna rokok tetap naik, mereka mengurangi biaya keperluan  pokok namun rokok tidak,” kata Lazuardi.

Ia menambahkan, Di Turki dan New Zealand kasusnya sama seperti dialami Indonesia  yakni perokok aktif susah turun.  Kemudian mereka mengambil langkah dengan  mengenalkan strategi harm reduction, seperti produk nicotine patch, atau vape. Melalui upaya tersebut biaya kesehatan dalam rantang berapa tahun turun setelah penggunaan produk itu.

Sedangkan di Indonesia berdasarkan hasil penelitian yang paling utama adalah harga. Konsumen sangat terpengaruh dengan harga. Jika harga rokok putih naik mereka akan beralih ke jenis rokok lain seperti linting, atau kretek maupun vape.

“Mereka belum aware soal kesehatan, yang penting harga murah,” ujarnya.

Lazuardi menambahkan, ke depan pihaknya akan lebih dalam melihat yaitu dari sisi cost benefit analisis atau biya kesehatan yang timbul dari rokok konvensional, mulai dari biaya kesehatan klaim bpjs hingga ke pendapatan negara dan keuntunganya dari segela sisi. Begitu juga dengan cost benefit dari rokok vape, atau jenis rokok lain.

“Plaining ke depannya melibatkan lima negara asean melihat bagaimana kasus di indonesia dengan negara asean lainnya dalam melihat cost benefit,” ujarnya.

Hasil penetiian ini sebagai usulan untuk kebijakan pemerintah. Pihaknya juga bergerak Independent tidak memihak kepada industri rokok, maupun industri vape atau lain sebagainya.

Dipilih kampus Undip sebagai patner kerjasama adalah Jawa Tengah merupakan provinsi dengan industri rokok yang cukup besar. Selain itu, Undip merupakan kampus yang kuat dibidang penelitian.

“Ke depan tidak hanya Undip, kami juga menggandeng Universitas Padjadjaran di Bandung dan Universitas Udayana di Bali untuk bersama melihat dari cost benefit,” ujarnya.

Wakil Rektor Undip Wijayanto PhD mengemukakan riset Undip tidak boleh berhenti sekadar pada publikasi ilmiah.Selebihnya perlu melahirkan produk inovasi yang disusul pemberian hak paten.

Kolaborasi antara FEB Undip dan IDF diharapkan membawa dampak positif. Termasuk juga kolaborasi penelitian maupun diseminasi ilmu pengetahuan terutama berkaitan persoalan perekonomian tembaku.

Kaprodi Dr Jaka Aminata menyampaikan kolaborasi yang dibangun bersama IDF memberikan maanfat besar. Diseminasi hasil penelitian IDF juga untuk memberikan pandangan strategi alternatif dalam pengendalian tembakau dan penurunan risiko kesehatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved