Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Santri Ponpes di Sukoharjo Meninggal

Pilu Ayah Santri Ponpes Tahfidz Az Zayadiyy, Abdul Karim Tewas Dianiaya Senior Karena Hal Sepele

Santri Pondok Pesantren Tahfidz Az Zayadiyy Kabupaten Sukoharjo bernama Abdul Karim Putra Wibowo ini diduga tewas dianiaya seniornya.

|
Editor: deni setiawan
TRIBUN SOLO/AHMAD SYARIFUDIN
Karangan bunga ucapan duka atas meninggalnya santri bernama Abdul Karim Putra Wibowo di rumah duka Pucangsawit RT 01 RW 14, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Pilu Tri Wibowo, ayah dari Abdul Karim Putra Wibowo masih tak terbendung saat dirinya kembali menceritakan nasib anaknya yang tewas karena diduga dianiaya oleh seniornya di Ponpes Tahfidz Az Zayadiyy Sukoharjo.

Terlebih, dari informasi yang didapatnya, Abdul Karim tewas karena hal sepele.

Dia dianiaya oleh para seniornya karena tak memberikan rokok.

Tri Wibowo pun ingin para pelaku dihukum seberat- beratnya sebagai efek jera sehingga diharapkan ke depannya tak akan lagi kejadian serupa.

Baca juga: Kronologi Santri Ponpes di Sukoharjo Tewas Diduga Jadi Korban Bullying Senior, Bermula dari Rokok

Baca juga: Puluhan Santri Kurang Mampu Terima Beasiswa Dari Pesantren Sabilil Muttaqien Blora

Santri Pondok Pesantren Tahfidz Az Zayadiyy Kabupaten Sukoharjo bernama Abdul Karim Putra Wibowo diduga tewas dianiaya seniornya.

Pihak keluarga korban pun saat ini masih menunggu hasil autopsi dari kepolisian.

Ayah korban, Tri Wibowo belum mendapatkan kepastian mengenai penyebab kematian sang anak.

Namun dia mendapat informasi jika anaknya dianiaya seniornya sebelum tewas.

“Saya belum mendapat kepastian dari kepolisian."

"Saya menunggu hasil autopsi."

"Tapi kalau berdasarkan informasi yang saya dapatkan, anak saya ini mohon maaf bisa dibilang korban kekerasan salah satu santri kakak tingkat,” jelasnya di rumah duka Pucangsawit RT 01 RW 14, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, seperti dilansir dari TribunSolo.com, Selasa (17/9/2024).

Di sisi lain, Tri Wibowo mengatakan, pemicu pemukulan yang diduga dilakukan oleh senior anaknya itu hanya karena hal sepele.

Pelaku meminta rokok yang entah bagaimana hal itu berujung pada penganiayaan.

“Sebab dan musababnya remeh, minta rokok."

"Dengan senioritasnya berbuat kekerasan ke anak saya sampai mengakibatkan anak saya meninggal, ada pemukulan,” jelasnya.

Suasana rumah duka di Puncangsawit Kecamatan Jebres Kota Solo, Selasa (17/9/2024) siang atau sebelum pemakaman.
Suasana rumah duka di Puncangsawit Kecamatan Jebres Kota Solo, Selasa (17/9/2024) siang atau sebelum pemakaman. (TRIBUN JATENG/AGUS ISWADI)
Halaman
123
Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved