Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dokter Tewas di Kamar Kos Semarang

Ibunda Dokter Aulia Risma Sebut Beberapa Hari Sebelum Meninggal Anaknya Masih Transfer ke Senior

Kesaksian ibunda Dokter Aulia Risma mengungkap besaran aliran dana yang dibayarkan anaknya ke para senior di PPDS Undip.

Editor: rival al manaf
TribunJateng.com/Rahdyan Trijoko Pamungkas
Nuzmatun Malinah (kerudung hijau) ceritakan perundungan yang dialami putrinya dr Aulia Risma Lestari selama menjalani program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip). 

TRIBUNJATENG.COM - Kesaksian ibunda Dokter Aulia Risma mengungkap besaran aliran dana yang dibayarkan anaknya ke para senior di PPDS Undip.

Bahkan beberapa hari sebelum kematian Dokter Aulia Risma iuran itu masih dibayarkan.

Semua diungkapNuzmatun Malinah, Ibunda dari dokter Aulia Risma.

Baca juga: Polisi Beri Jaminan Perlindungan Bagi Mahasiswa PPDS yang Ingin Laporkan Kasus Seperti Dokter Aulia

Baca juga: Ibunda Mendiang Dokter Aulia Risma ke Para Pembully Anaknya: Hati-hati kalian!

Nuzmatun juga mengungkap adanya iuran yang dibayarkan anaknya selama menjalani PPDS anestesi Fakutlas Undip yang tak hanya dibayar pada semester 1. 

Pihak keluarga melaporkan ada aliran dana sekitar Rp 225 juta dari rekening dokter ARL selama proses PPDS yang disertakan ke Polda Jawa Tengah menjadi barang bukti.

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Yan Wisnu Prajoko mengakui adanya perundungan atau bullying berupa iuran Rp 20 hingga Rp 40 juta per semester di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) prodi anastesi.

Pungutan itu mewajibkan mahasiswa baru PPDS Undip membayar iuran makan selama 1 semester atau 6 bulan.

Namun menurut Nuzmatun, putrinya dimintai iuran puluhan juta selama menjalani praktek di RSUP dr Kariadi.

Dia tidak menyebut rincian nominal karena semua bukti transaksi sudah diserahkan ke Polda Jateng.

"Terkait iuran, kami sudah ada datanya, sudah kami serahkan ke Polda. Berupa rekening koran. Mengalirnya dana dari saya selaku ibu mengirim ke almarhumah juga sudah saya sampaikan. Sudah saya laporkan," kata Nuzmatun saat konferensi pers di hotel PO Semarang, Rabu (18/9/2024).

Ibunda ARL mengakui angka iuran pada semeseter 1 relatif besar karena diperuntukkan bagi para senior.

Namun tarikan iuran itu terus berlanjut seteleh melewati semester 1.

"Uang untuk kebutuhan angkatan dan lainnya. Iya sebulan sekali. Yang semeter pertama itu (untuk) senior. Selebihnya untuk angkatan."

"Kalau yang besar itu semester satu. Di semester berikutnya masih ada," tegas dia. Bahkan beberapa hari sebelum ARL ditemukan meninggal, iuran itu masih dibayarkan.

"Terakhir membayar sampai terakhir, karena bulanan, Agustus itu masih," beber sang ibu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved