Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mahasiswa Udinus Korban Gangster

Inilah Cerita Lengkap Fenomena Gangster Semarang yang Tewaskan Tirza Nugroho Mahasiswa Udinus

Hanya butuh waktu dua hari jajaran Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang membekuk gangster pembacok mahasiswa Udinus

Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas
Enam orang anggota gangster  dibekuk jajaran Polrestabes Semarang. Enam orang itu di antaranya tiga orang dari gangster All Star yakni Rico Sandova (23), Raden Ricky Putra Perdana (20), dan Bagas Rizky Pramudya (21). Kemudian kelompok Witchsel  terdiri dari Roni Hasim Prasetyo (22), Bagus Ardhi Syahputra (22), dan IB (17). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Hanya butuh waktu dua hari jajaran Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang membekuk gangster pembacok mahasiswa Udinus Muhammad Tirza Nugroho di depan SPBU Jalan Kelud Raya Kecamatan Gajahmungkur.

Ada enam orang dari dua kelompok gangster yang dibekuk dan dihadirkan pada konferensi pers di Polrestabes Semarang, Kamis (19/9). Dua kelompok itu adalah All star dan witchsel. 


Kelompok All Star yakni  Rico Sandova (23), Raden Ricky Putra Perdana (20), dan Bagas Rizky Pramudya (21). Kemudian kelompok Witchsel  yaitu Roni Hasim Prasetyo (22), Bagus Ardhi Syahputra (22), dan IB (17).


Pada konferensi pers itu, kelompok gangster All star mengaku salah sasaran saat membacok tubuh korban hingga tewas.


Rico Sandova (23) merupakan anggota all star menuturkan kejadian bermula dia bersama dua temannya yakni   Raden Ricky Putra Perdana (20), dan Bagas Rizky Pramudya (21) mendapat tantangan dari kelompok gangster  Witschel duel tiga orang lawan tiga orang.

"Saya dapat Direct Massage (DM) dari gangster witchsel tiga versus tiga dan minta TKP di Tumpang," tuturnya.


Namun sesampainya di lokasi, kata dia, gangster witchel tidak ada. Kemudian dirinya bersama rombongan memilih pulang ke Gunungpati. Namun di tengah perjalanan kelompoknya bertemu rombongan gangster witchsel di Sampangan.


"Rombongan gangster witchsel saat ketemu tidak sesuai perjanjian karena sangat banyak. Kami pun berniat putar arah tetapi malah dikejar sampai depan pom bensin," tuturnya.


Dia akhirnya memberanikan diri melawan  witchsel  yang telah mengejar kelompoknya. Namun saat akan melakukan perlawanan malah akan tertabrak oleh korban yang melaju searah dengan witchsel.


"Korban terjatuh, saya tetap lanjut mengejar rombongan witchsel sendirian. Ternyata di SPBU Kelud Ricky bersama Bagas membacok korban," imbuhnya.


Rico mengaku membacok korban sama sekali. Dirinya hanya membacok teman korban yang saat itu sedang dibonceng. Teman korban terkena sabetan di lengan kiri.


"Korban melaju searah dengan witchsel. Kami mengiranya rombongan witchsel. Saat itu korban temannya itu menyerempet mobil lalu saya ngejar rombongan witchsel," tuturnya.


Dia mengaku tidak minum alkohol saat menerima tantangan dari kelompok witchsel. Namun kedua temannya itu minum ciu sebelum berangkat.


"Tantang-tantangan sudah dua kali. Saya tantang-tantangan untuk menaikkan pamor," kata dia.


Ia mengatakan tidak mengetahui korban meninggal dunia atas perbuatan yang dilakukannya. Namun dirinya tidak bisa menjawab saat ditanya korban meninggal dunia.


"Saya ketangkap di rumah," imbuhnya.


Sementara itu Bagas Rizky Pramudya (21) menerangkan membacok korban sebanyak tiga kali di punggung, pinggang, dan kaki. Setelah itu dia bersama temannya  Raden Ricky Putra Perdana (20) melarikan diri dan lanjut mengejar witchsel.


"Waktu minta ampun saya tinggal lari," tuturnya.


Bagas mengaku tidak mengetahui korban bukan merupakan kelompok witchsel. Sebab korban bersama temannya melaju bebarengan dengan kelompok witchsel.


"Saya tidak tahu karena jalannya barengan dengan kelompok witchsel," imbuhnya.

Setelah melakukan pembacokan, Bagas langsung melarikan diri Ke Subang untuk menghindari kejaran polisi.


"Saya takut dikejar yang berwajib. Saya di Subang bersembunyi di Pondok," tandasnya.


Kapolrestabes Semarang , Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan pembacokan terjadi pada pukul 03.00 Selasa (17/9). Selama dua hari terdapat enam tersangka yang telah ditangkap.


"Pada perkara itu Rico Sandova merupakan pelaku utama. Kemudian Bagas Rizky Pramudya pelaku yang membacok korban," tuturnya. 


Menurut Kapolrestabes, peristiwa pembacokan berawal adanya saling tantang antara kedua gangster tersebut melalui media sosial. Namun menjadi korban saling tantang itu adalah Muhammad Tirza Nugroho yang tidak mengetahui apa masalah kedua gangster itu.


"Tirza sedang melakukan perjalanan dari Gunungpati menuju rumahnya," tuturnya.


Pada perkara itu, lanjutnya, Rico Sandova merupakan pelaku utama dalam pembacokan itu. Para tersangka dikenakan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan atau pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Kemudian UU Darurat nomor 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam.


"Ancaman hukumannya 20 tahun penjara," imbuhnya.


Ia mengatakan adanya fenomena tindakan kriminal, Pemerintah Kota dengan stakeholder terkait sedang melakukan kegiatan untuk melaksanakan pembinaan. Pihaknya akan melaksanakan Forum Grup diskusi (FGD) digital dengan seluruh stakeholder untuk mendiskusikan pola pencegahan, dan pembinaan agar fenomena tersebut tidak berkembang.


"FGD Digital melibatkan semua ketua RT, RW, lurah, Bhabinkamtibmas, Banbisa, Kapolsek, Danramil di wilayah hukum kota Semarang.Kami juga menggandeng Dinas Pendidikan, MKKS, PKSS, anggota legislatif untuk mendiskusikan pola pencegahan, pembinaan," jelasnya.


Sempat Berkomunikasi


Sementara rekan korban, Al mengaku almarhum sebelum dibacok para gangster nongkrong di kosnya wilayah Gunungpati sekitar pukul 23.00. Bahkan dirinya sempat menawarkan ke almarhum tidur di kosnya.


"Karena besok saya mau mengajar saya tawari tidur di kos. Namun almarhum memilih pulang. Saya selalu bilang ke teman-teman saya kalau mau pulang hati-hati dan kabar-kabar," tuturnya.


Menurutnya, Tirza tidak seperti biasanya saat main di kosnya. Tirza pun lebih banyak diam dan tidak  bergurau.


"DIa senang bercanda ibarat pelawak dalam tongkrongan. Orangnya lucu dan asyik. Tapi ini diam saja," kata dia,


Dikatakannya, Tirza merupakan anak pertama di keluargannya. Temannya itu sangat diandalkan di dalam keluarga.


"Karena di rumah itu sama mbah, bapak, ibu, dan adiknya. DIa (Tirza) yang diharapkan di rumah," ujarnya.


Dia terkejut saat mendapat kabar temannya itu dibacok gangster. Sekitar pukul 02.55 dirinya langsung menuju tempat kejadian perkara.


"Saya mengajak dua teman saya. Saya takut Tirza terkena begal," tuturnya.


Sesampainya di lokasi kejadian, Al masih sempat berkomunikasi dengan Tirza selama setengah jam. Bahkan Tirza meminta air minum. 


"Orang tuanya menghubungi saya untuk menjaga Tirza dan membawa ke rumah sakit. Tetapi ambulance datangnya lama. Saya mau angkut pakai mobil polisi tidak diperbolehkan. Korban sempat bilang ambulan mana-mana. Minta air minum tapi tidak boleh," tuturnya.


Ia menilai ancaman hukuman yang dikenakan pelaku tidak setimpal. Sebab korban merupakan harapan keluarga.(rtp)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved