Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Inspiratif

Kisah UMKM Kuliner dan Kriya-Wastra di Surakarta Naik Kelas bersama Astra

Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) konsisten membina Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia untuk menuju kemandirian dan n

TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal
Pemilik UMKM Abon Ksatria Tri Rahayu Amperawati (kiri) dan Pemilik UMKM Wastra Lurik Gedog Oppu Company Katarina Octaviani Putri (kanan). 

Dia menambahkan, di depan toko sembako miliknya ada penjual rambak yang boleh dibilang paling terkenal di Jagalan.

“Orang-orang yang beli rambak ke situ tertarik melihat tulisan abon dan dendeng di warung saya. Akhirnya lambat laun banyak yang beli, promosinya dari mulut ke mulut,” ujar Yayuk.

Karena pembeli kian banyak, dia lalu mencoba membuat abon dan dendeng sendiri. Saat itu dia minta diajari oleh bulik dan ibunya.

Untuk percobaan awal, ibu Yayuk memberi 10 kilogram daging sapi untuk diolah. Selain belajar membuat abon dan dendeng, Yayuk juga belajar membuat serundeng kelapa.

“Itu sekitar tahun 2000-an awal. Saya sempat gagal beberapa kali, tapi saya terus mencoba sampai berhasil. Perlahan-lahan produksi saya tambah. Dari 10 kilogram daging, naik jadi 20 kilogram. Itu jadi abon sekitar 7-8 kilogram. Butuh waktu lama untuk habis terjual, tapi saya tidak patah semangat,” jelas dia.

Setelah bisa memproduksi sendiri produk abon, dendeng, dan serundeng, ada pelanggan yang menanyakan apakah Yayuk bisa membuat abon ayam. Pelanggan itu tertarik memesan abon ayam dalam jumlah besar untuk dipasarkan di Bali.

Berhubung resep abon ayam tidak jauh berbeda dari abon sapi, tanpa pikir panjang Yayuk pun memproduksinya.

“Waktu pandemi Covid-19. Produksi agak surut. Namun saat itu kebetulan saya dapat bantuan dari Gubernuran (Pemprov Jateng) berupa minyak dua jeriken dan tepung. Saya lalu terpikir untuk membuat kremesan dari kaldu ayam,” kata dia.

Tak cukup sampai di situ, dia juga menambah varian produk rambak. Apalagi dulu kakeknya bekerja di produsen rambak.

Kini, Yayuk memproduksi abon sapi, abon ayam, dendeng, serundeng, rambak, dan kremes yang dia labeli merek “Ksatria” (Instagram: abonksatria). Yayuk menjelaskan, merek ini diambil dari nama indekos di rumah suaminya yang kini jadi tempat produksi Abon Ksatria.

Dibantu lima orang karyawan, saat ini rata-rata per hari Yayuk mampu mengolah hingga 1 kuintal daging.

Selain dijual secara luring di toko-toko modern, produk-produk Abon Ksatria juga dipasarkan di berbagai platform lokapasar daring, antara lain Shopee, TikTokShop, dan Tokopedia.

Abon Ksatria Makin Melejit bersama YDBA

Yayuk mulai “berkenalan” dengan YDBA pada 2019. Saat itu, dia mendapat undangan dari Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian (DinkopUKMPerin) Surakarta untuk mengikuti sosialisasi bersama YDBA.

“Produk kami dikurasi untuk dijual di Resta Pendopo KM 456 punya Astra. Saya memberanikan diri ikut kurasi. Saya serahkan sampel produk ke YDBA Solo. Akhirnya diterima dan produk kami sampai sekarang dijual di sana,” kata dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved