Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Pentas Monolog "Sepiring Bubur Pedas" Kontingen UIN Saizu: Kisahkan Nasib Warga Ditindas Penguasa

Kontingen UIN Saizu Purwokerto sukses menampilkan pementasan monolog berjudul "Sepiring Bubur Pedas" dalam acara seni internasional.

Editor: raka f pujangga
Istimewa
Kontingen UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto sukses menampilkan pementasan monolog berjudul "Sepiring Bubur Pedas" dalam acara seni teater tingkat internasional. 

TRIBUNJATENG.COM - Kontingen UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto sukses menampilkan pementasan monolog berjudul "Sepiring Bubur Pedas" dalam acara seni teater tingkat internasional.

Acara dalam rangkaian SeIBa International Festival 2024.

Pementasan 'Sepiring Bubur Pedas' disutradarai oleh Fadilah Sukron dan ditulis oleh Atrina Nur Hasanah.

Baca juga: Pertunjukan Musikalisasi Puisi UIN Saizu Hipnotis Ratusan Penonton di UIN Imam Bonjol Padang

Dibintangi oleh aktris utama Anisa Merliani, pementasan ini berhasil menggugah emosi penonton dengan narasi penuh makna dan konflik batin yang mendalam.

Monolog "Sepiring Bubur Pedas" mengisahkan tentang perjuangan mempertahankan hak atas tanah warisan yang dirampas oleh penguasa zalim, dipersonifikasikan melalui karakter utama, Mak Esah.

Dalam dialog yang sarat dengan emosi, Mak Esah (diperankan oleh Anisa Merliani) mengutarakan kemarahan, kesedihan, dan keteguhan hati ketika menghadapi tekanan dari kekuasaan yang korup.

Salah satu kutipan dari naskah yang memukau penonton adalah saat Mak Esah mengingat kembali perlawanan masa lalu:

"Rasa pedas ini... bukan hanya menyengat lidahku. Ini seperti merobek kenangan-kenangan buruk, seperti menghidupkan kembali hari-hari yang penuh dengan kesalahan."

Pementasan ini menggambarkan bagaimana Mak Esah berdiri di hadapan buldoser yang akan menghancurkan tanah mereka, penuh dengan tekad dan keberanian.

Suara lantang Mak Esah yang menyerukan keadilan dan tidak takut mati demi kebenaran membangkitkan suasana heroik di dalam ruangan. 

Penonton dibuat terpaku ketika tokoh ini berseru: "Aku tak gentar... Kalau hari ini nyawa aku terkorban, biarlah! Biarlah darah aku mengalir di tanah ini, biarlah roh aku menjaga tempat ini sampai akhirat!"

Dibantu oleh tim produksi yang solid, di antaranya pimpinan produksi Maya Khaerun Nisa dan stage manager M. Shafwan Falah, pementasan ini berjalan dengan lancar.

Baca juga: Wujudkan UMKM Kreatif, HMPS Ekonomi Syariah UIN Saizu Gelar Seminar Nasional

Penataan panggung yang minimalis namun penuh makna berhasil memberikan ruang bagi ekspresi emosi karakter Mak Esah untuk mencapai klimaksnya.

Dengan alur cerita yang kuat dan dialog yang menggelora, "Sepiring Bubur Pedas" menjadi salah satu pementasan yang paling berkesan di acara tersebut.

Penonton memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi para pemain dan kru yang berhasil menghidupkan kembali konflik sosial yang relevan dan menggugah hati. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved