Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemkot Semarang Beri Penghargaan Proklim 2024, Mangunsari Raih Juara Pertama

Pemkot Semarang apresiasi lima kelurahan terbaik dalam Proklim 2024, Mangunsari juara pertama, semangati warga kelola sampah.

istimewa
Pemkot Semarang apresiasi lima kelurahan terbaik dalam Proklim 2024, Mangunsari juara pertama, semangati warga kelola sampah dan adaptasi perubahan iklim. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberikan penghargaan kepada lima kelurahan terbaik dalam Program Kampung Iklim (Proklim) 2024. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas upaya aktif masyarakat dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Juara pertama diraih oleh Bank Sampah Alamanda RW I di Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati. Posisi kedua ditempati oleh Proklim Eropa RW III, Kelurahan Bulu Lor, Kecamatan Semarang Utara.

Tiga penghargaan lainnya diberikan kepada Proklim RW I Kelurahan Siwalan, Kecamatan Gayamsari; KWT Adem Ayem RW IV Ngijo, Kelurahan Ngijo, Kecamatan Gunungpati; dan KWT Srikandi Adiwidya RW I, Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyerahkan langsung penghargaan Proklim tingkat Kota Semarang 2024 di Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, pada Rabu (25/9/2024).

Dalam kesempatan tersebut, perempuan yang akrab disapa Mbak Ita mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah dan mengubahnya menjadi sumber penghasilan melalui Program Kampung Iklim.

Program Kampung Iklim merupakan inisiatif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengakui partisipasi aktif masyarakat dalam menangani dampak perubahan iklim.

Kota Semarang sendiri telah meraih penghargaan di tingkat nasional, termasuk Proklim Lestari di Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, dan Proklim Purwokeling di RW 10 Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan.

Menurut Mbak Ita, penghargaan ini dapat memotivasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. "Proklim bukan hanya sekadar gaya-gayaan, tetapi berorientasi pada bagaimana wilayah urban dapat hijau dan sejahtera," ujarnya.

Sebagai contoh, Mbak Ita menyoroti rumah-rumah di Mangunsari yang sudah dilengkapi dengan biopori dan memanfaatkan daun untuk dijadikan kompos. Selain itu, sampah organik juga diolah menjadi ecoenzym yang memiliki banyak manfaat.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dyah Supartiningtyas, menambahkan bahwa Kota Semarang memiliki 97 kampung Proklim. Dari jumlah tersebut, dipilih lima kampung terbaik yang akan diajukan ke tingkat nasional. Penilaian didasarkan pada mitigasi, adaptasi, serta kelembagaan, termasuk keberadaan bank sampah dan kelompok KWT.

Hal ini diharapkan dapat memotivasi kelurahan lain untuk mengimplementasikan Proklim, sehingga menciptakan lingkungan yang nyaman serta meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved