Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

15 Penambang Emas Tewas Tertimbun Longsor di Solok, 25 Lainnya Masih Hilang

Sebuah tambang emas milik rakyat di Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, runtuh, Kamis (26/9/2024). Akibat insiden ini, sebanyak 15 orang

Editor: m nur huda
TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI
ILUSTRASI - Tim SAR saat memeriksa Lubang Dondong untuk mengecek kedalaman dan tinggi air saat evakuasi 8 penambang di Banyumas, Minggu (30/7/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLOK - Sebuah tambang emas milik rakyat di Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, runtuh, Kamis (26/9/2024). Akibat insiden ini, sebanyak 15 orang dilaporkan meninggal dunia, tiga orang luka-luka, dan 25 lainnya masih dinyatakan hilang.

"Benar. Ada tambang yang runtuh di Kabupaten Solok dan kita dapat laporan tadi malam," ujar Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, Jumat (27/9/2024).

Ilham menjelaskan, lokasi kejadian terletak cukup jauh dari permukiman warga, sekitar 5 kilometer dan hanya dapat diakses dengan berjalan kaki. Hal ini mengakibatkan peristiwa yang diperkirakan terjadi pada Kamis sore baru dilaporkan pada malam harinya.

"Saat ini tim sudah turun ke lokasi. Mereka akan melakukan pencarian," jelas Ilham.

Dari 15 orang yang meninggal dunia, 11 orang telah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit, sedangkan empat lainnya masih berada di lokasi kejadian.

"Lokasi tambang jauh dari permukiman warga. Harus melewati jalan setapak sekitar 5 kilometer," tambahnya.

Ilham menyatakan, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti runtuhnya tambang tersebut. 

"Kita belum dapat laporan. Hujan tidak ada, mungkin tebingnya yang runtuh," jelasnya.

Pencarian terhadap korban yang masih hilang terus dilakukan oleh tim penyelamat di lokasi.

Kapolres Solok AKBP Muari mengatakan pihak kepolisian telah melakukan penindakan dan bahkan sejumlah orang telah diamankan. Kawasan tambang Ilegal ini telah lama ditinggal oleh penambang yang beraktivitas menggunakan alat berat.

"Tambang sudah lama ditinggalkan oleh penambang, dulu menggunakan alat," ujar Muari, Jumat (27/9/2024).

Usai ditinggal, lanjutnya, masyarakat setempat melakukan aktivitas penambangan dengan menggunakan linggis.

Muari mengungkapkan saat aktivitas penambangan mengunakan alat berat, kepolisian telah dua kali melakukan penindakan yakni pada 2023 dan 2024.

"Kita amankan, karena tempatnya jauh, kami sita hanya laptop. Mereka kalau tidak pakai laptop tidak bisa bekerja," ungkapnya.

Adapun kata dia, secara total yang telah diamankan berjumlah tujuh orang. Namun kata Muari ketujuhnya belum berstatus sebagai tersangka.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved