Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

FAKTA Guru yang Hukum Squat Jump 100 X di Sumut, Honor Rp500 Ribu, Dirapel Tiap 4 Bulan

Hingga kini, status SW masih terlapor. Ia sendiri sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. 

Editor: Muhammad Olies
(TRIBUN MEDAN/Facebook Selli Winda)
RSS, 14 tahun, siswa SMP Negeri I STM Hilir, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, meninggal dunia setelah diduga dihukum squat jump oleh gurunya SW. 

Sebagai seorang ibu, Silalahi meyakini, putrinya bukanlah seorang pembunuh.

"Anakku terus bertahan. Katanya bahwa dia tidak melakukan, dia (anak saya) tidak membunuh!" tegasnya.

Silalahi pun menyebut anaknya dijerumuskan sebagai dalang di balik meninggalnya RRS.

"Saya bertahan terus (di sini). Kalau enggak dah ku bikinnya ntah ke mana anakku," ungkapnya.

"Tolong jangan ganggu keluarga saya. Tak ada kasihan lihat kami."

"Jangan ganggu anak saya bikin kek gitu. Kalau tidak mau dididik anaknya, enggak usah sekolahkan," tandasnya.

Baca juga: DERITA Yuliana, Anaknya Tewas Usai Dihukum Gurunya Squat Jump 100 X, Ingin Pelaku Dipenjara

Sosok Yuliana Padang, ibu dari Rindu Syahputra Sinaga (14) siswa sekolah menengah pertama (SMP) di SMP Negeri I STM Hilir, Kabupaten Deliserdang tewas diduga usai disuruh Squat jump sebanyak 100 kali oleh gurunya, Jumat (27/9/2024).
Sosok Yuliana Padang, ibu dari Rindu Syahputra Sinaga (14) siswa sekolah menengah pertama (SMP) di SMP Negeri I STM Hilir, Kabupaten Deliserdang tewas diduga usai disuruh Squat jump sebanyak 100 kali oleh gurunya, Jumat (27/9/2024). (Tribun Medan/Fredy Santoso)

Diketahui, RRS tewas pada Kamis (26/9/2024) atau tujuh hari setelah mendapat hukuman dari SW, guru mata pelajaran agama.

Suasana SMP Negeri I STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang pun mendadak haru.

Hal itu setelah ibu RRS, Yuliana Derma Padang, mendatangi sekolah untuk menyampaikan kabar duka kematian putranya.

Saat itu, pihak kecamatan dan puskesmas sedang mengadakan apel untuk sosialisasi gizi di sekolah tersebut.

Namun, tiba-tiba Yuliana datang dengan kabar mengejutkan.

"Orang tua RRS datang pagi-pagi memberi tahu bahwa anaknya meninggal. Kami, termasuk gurunya (SW), terkejut," kata Kepala Sekolah SMP Negeri 1 STM Hilir, Suratman, Senin (30/9/2024), dilansir Kompas.com.

Atas kabar itu, SW yang memberikan hukuman kepada RRS pun tampak sangat terguncang.

Suratman menuturkan, kondisi psikilogis SW pun goyah hingga ia meminta izin untuk tidak mengajar.

"Gurunya gemetar dan tampak depresi. Ia tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Kami pun sama sekali tidak menduganya," ujarnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved