MotoGP Mandalika
Fakta Unik MotoGP Mandalika, Para Pebalap Jatuh di Tikungan Sengketa, "Ini Tanah Keramat"
MotoGP Mandalika 2024 diwarnai dengan banyaknya pebalap yang jatuh dan gagal meneruskan race.
TRIBUNJATENG.COM - MotoGP Mandalika 2024 diwarnai dengan banyaknya pebalap yang jatuh dan gagal meneruskan race.
Bahkan, motor Marc Marquez juga terbakar sehingga dia gagal finish.
Menilik gelaran tahun sebelumnya di lokasi yang sama, Marc Marquez juga pernah gagal finish karena terjatuh.
Warga sekitar mengkaitkan banyaknya pebalap itu jatuh di tikungan sengketa.
Ya ada warga yang masih merasa sengketa lahan mereka belum benar-benar tuntas.
Baca juga: Kebersamaan Komunitas Honda PCX Menggema di MotoGP Mandalika 2024
Baca juga: Sirkuit Mandalika Indonesia Dipastikan Masuk Kalender MotoGP 2025

Hal itu dialami Amaq Bengkok (90) dan Sibawaeh (50) serta 40 kepala keluarga yang masih bertahan di tanah mereka.
Jarak dari lintasan sirkuit ke halaman rumah Amaq Bengkok hanya sekitar 500 meter.
Sedangkan jarak dari halaman rumah Sibawaeh sekitar 700 meter.
Seperti gelaran MotoGP tahun-tahun sebelumnya, rumah Sibawaeh dan Amaq Bengkok dijaga pihak keamanan.
Bukan karena ada banyak pohon tetapi mengantisipasi Sibawaeh dan Amaq Bengkok agar tidak membentangkan poster yang menuntut sengketa tanah mereka segera dituntaskan.
"Seperti biasa, mereka akan berjaga di sini. Hanya saja tahun ini tidak sebanyak 2 tahun lalu."
"Saya siapkan tempat untuk mereka agar nyaman sambil menjaga kami, takut kami nerobos pagar sirkuit mungkin," ujar Sibawaeh dikutip dari Kompas.com saat ditemui di rumahnya, Minggu (29/9/2024).
Terlihat sejumlah aparat kepolisian dan TNI berjaga di rumah Sibawaeh dan Amaq Bengkok.
Sibawaeh sibuk menemani penonton di Tribune G tikungan 13-14 atau tribune festival untuk mereka yang tak kuat menahan panas matahari.
"Mereka itu ada tiket, sudah beli, tapi dak kuat menahan panas, jadi memilih nonton dari tribune Sibawaeh," ujarnya sambil tersenyum.
Benar saja, Kompas.com mencoba tribune Sibawaeh di lantai dua rumah yang dibangunnya dari kayu yang dia tanam sendiri selama bertahun tahun.
Tribune itu belum permanen tapi berada tepat di depan Bukit 360 tempat penonton premium, pengusaha dan pimpinan bank se-Indonesia menyaksikan MotoGP sejak 2023 dan 2024 ini.
Sejumlah pebalap Moto3 terjatuh hampir bersamaan, salah satunya di tikungan 9-10 yang dikenal dengan tikungan Amaq Bengkok.
Warga menyebutnya tikungan Amaq Bengkok karena karena demi tikungan itu, rumah kecil sederhana berpintu biru milik Amaq Bengkok diangkut alat berat atau kato.
Area itu harus segera diratakan untuk kelanjutan pembuatan tikungan sirkuit MotoGP.
Ketika itu, jurnalis media ini pun menyaksikan kejadian tersebut pada 29 November 2020.
"Di tikungan 9 menuju tikungan 10 itulah (Marc) Marquez jatuh awal MotoGP ini mulai di sini, saya melihat langsung dari tanah saya sendiri, yang belum mereka bayar."
"Tanah ini tanah keramat, jika belum selesai, pebalapnya tak akan tenang di tiap tikungan, " kata Sibawaeh sambil berjalan dan menaiki tangga tribune miliknya.
Bagi Sibawaeh, itu bukan hantu mistik tapi energi kemarahan warga yang dirampas haknya atas sengketa lahan di Mandalika.
Sibawaeh berharap setelah 2024 mereka benar-benar menerima kesungguhan pemerintah dan pihak ITDC menyelesaikan masalah lahan yang belum selesai.
"Kami ini hanya bisa berharap, bahkan kami tidak pernah sedikit pun menganggu perhelatan mereka meski kami masih kecewa atas janji-janji yang tidak pasti," katanya.
Rombongan penonton dari Mataram mengaku menonton ke tempat Sibawaeh karena membaca berita sengketa lahan di media online dan televisi, baik nasional maupun internasional.
"Kita dak kuat panasnya di tribune tanpa atap itu, panasnya minta ampun, toh di tanah sengketa Sibawaeh kami diterima dengan baik sekali, bisa shalat, makan bawa sendiri, nonton balapan sambil makan," kata Pande, warga Mataram.
Tidak hanya warga, aparat juga merasa nyaman berada di halaman Sibawaeh.
Mereka bisa berjaga sambil istirahat, shalat dan makan.
Warga juga menonton dari halaman rumahnya, tidak mendakat ke pagar sirkuit, sehingga tidak menganggu.
Keunikan lain adalah Bukit Seger yang pada hari sebelumnya ramai dikunjungi dengan membayar Rp 5.000 untuk tiket masuk bukit.
Namun pada hari terakhir MotoGP, Minggu (29/9/2024), bukit itu sepi.
Warga yang tak memiliki tiket diarahkan membeli dan menuju Bazar Mandalika untuk menukar tiket mereka sehingga pada hari itu tak ada yang nonton MotoGP dari atas Bukit Seger.
Suasana tempat pengecekan tiket di gate 1, 2 nampak sangat ramai sejak pukul 08.00 Wita karena penonton sudah berdatangan.
Sebagian besar baru tiba dari berbagai wilayah, menonton dan langsung kembali malam harinya atau besok pagi.
Ada juga yang telah berada di Mandalika sejak Jumat (27/9/2024) karena menanti idolanya, Francesco Bagnaia.
Fenddi, asal Kediri, Jawa Timur, bersama dua anaknya mendapatkan tiket VIP Royal Box yang harganya mencapai Rp 30 juta.
"Tapi saya dikasih kawan, saya tidak beli, hadiah dari kawan saya, jadi puas bisa fotoan sama pebalap yang menjadi idola saya, Pecco (Francesco Bagnaia)," ujarnya sumringah.
Bahkan dia juga membanggakan Jorge Martin. Fenddi mengaku bahagia Jorge Martin memenangi MotoGP Mandalika 2024, karena usahanya sangat keras dan sungguh-sungguh.
"Semua sesuai prediksi saya, nonton kali ini adalah yang terbaik saya rasakan, Jorge Martin juaranya, idola terhebat saya juga menjadi yang kedua, Pecco," katanya.
Penonton VIP memang memiliki fasilitas yang mumpuni. Mereka bisa berkeliling di paddock, melihat aktivitas pebalap dan timnya di garasi, menerima makanan yang premium dan pelayanan bintang lima.
Semua kemewahan yang disajikan di Sirkut Mandalika berbading terbalik dengan apa yang dinantikan para pemilik lahan yang belum dibayar.
Tikungan sengketa mereka saksikan, seperti upaya pebalap menyelesikan tiap lap dengan susah payah.
Deru motor pebalap bagai teriakan warga memita keadilan.
Masyarakat pemilik lahan dan aktivis Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) NTB sempat menggelar aksi diam sambil memegang sejumlah poster tuntutan mereka.
Beberapa yang mereka tulis adalah Proyek Mandalika merampas tanah, rumah dan masa depan kami.
Bayar tanah kami, tuntaskan sengketa lahan.
Mereka juga membawa poster bertuliskan AIIB Funded Mandalika Projeck Couses 7 year and 10 months of extreme poverty now (Proyek Mandalika yang didanai AIIB--The Asian Infrastructure Investment Bank) menyebabkan kemiskinan ekstrem selama 7 tahun 10 bulan).
Mereka juga menyindir event MotoGP sama sekali tidak memberikan efek positif untuk warga setempat.
"Warga hanya menginginkan kasus sengketa lahan mereka selesai," kata Harry Sandi dari AGRA NTB.
Aksi ini tidak berlangsung lama karena hanya ingin menunjukkan respon mereka pada perhelatan MotoGP.
Sandi juga menerangkan bahwa aksi tersebut dilakukan AGRA dan warga sekaligus merespon surat BPP yang meminta The Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) menangguhkan pencairan pinjaman finalnya.
Penangguhan itu sampai pada kepastian bahwa proyek Mandalika tidak akan menimbulkan kerugian lebih lanjut yang tidak bisa diperbaiki lagi terhadap masyarakat Adat Sasak yang terdampak proyek Mandalika dan mereka telah dipindahkan secara sewenang-wenang dan terputus dari mata pencarian mereka.
Terkait hal ini, Direktur Komersial PT Pengambangan Pariwisata Indonesia (ITDC) Troy Reza Warokka yang dikonfirmasi usai main race membantah ada demonstrasi.
"Tidak ada itu, saya tidak mendapat laporan soal itu, jadi tidak ada aksi apapun selama penyelenggaraan MotoGP," ujarnya.
Troy juga enggan menjawab pertanyaan terkait AIIB yang mendapatkan surat dari BPP terkait pengucuran dana lanjutan 150 juta dollar AS.
"Maaf ya saya tidak bisa menjawab itu, tanya yang lain ya, tanya yang lain," katanya.
Sengkarut sengketa lahan di Mandalika belum menemukan titik temu, warga masih bertahan di tanahnya, tikungan demi tikungan yang bersengketa selalu dipertanyakan kapan berakhir.
Secara mengejutkan Jorge Martin menyebutkan tikungan 11 dan 16 di Mandalika seperti berhantu.
Pernyataan itu meluncur setelah ia naik podium juara MotoGP Mandalika 2024.
Tidak hanya Martin, Marc Marquez seolah tak kuasa menghapus kutukan padanya selalu terjatuh di Sirkuit Mandalika.
Tahun 2022 dia jatuh di tikungan 9-10 dengan kondisi cukup parah, tahun 2024 ini motornya terbakar.
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, merespon apa yang dialami para pebalap di sirkuit.
Menurutnya, hal itu bukan karena sirkuit tetapi masalah teknis kendaraan para pebalap.
"Federasi Balap Motor Internasional (FIM) telah memberikan homologasi Grade A sehingga sirkuit dalam kondisi baik dan tidak ada keluhan terkait kondisi sirkuit, Dorna menilai sirkuit layak digunakan balapan," ujar Priandhi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Balik Megahnya MotoGP Mandalika, Pemilik Lahan Tetap Bertahan dan Para Pebalap Jatuh di Tikungan Sengketa"
Polisi Siapkan Satgas Anti-drone Selama Gelaran MotoGP Mandalika |
![]() |
---|
Hasil Kualifikasi MotoGP Mandalika, Marc Marquez Start 8, Bagnaia 13, Titisan Rossi Pole Position |
![]() |
---|
Telkomsel Dukung Gelaran Olahraga Otomotif Internasional MotoGP 2023 Mandalika |
![]() |
---|
Tim Sudah Tahu Penyebab Kecelakaan Marc Marquez di Sirkuit Mandalika |
![]() |
---|
Inilah Peyakit Diplopia, Gangguan Penglihatan Marc Marquez Kambuh Setelah Jatuh di MotoGP Mandalika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.