Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ahmad Luthfi Kunjungi PT Mega Putra Garment di Pemalang, Soroti Tantangan Industri Tekstil dan SDM

Ahmad Luthfi kunjungi PT Mega Putra Garment, bahas tantangan tekstil lokal, pentingnya pelatihan SDM, dan gempuran produk impor Tiongkok.

istimewa
Ahmad Luthfi kunjungi PT Mega Putra Garment, bahas tantangan tekstil lokal, pentingnya pelatihan SDM, dan gempuran produk impor Tiongkok. 

TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG – Calon Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi melanjutkan kunjungannya ke PT Mega Putra Garment, salah satu perusahaan garmen terbesar di Kabupaten Pemalang, Selasa, 2 Oktober 2024. Kunjungan ini mengungkap potensi tenaga kerja lokal serta tantangan yang dihadapi sektor tekstil dalam menghadapi persaingan dengan produk impor, khususnya dari Tiongkok.

Sesampainya di lokasi, Luthfi terkejut mengetahui bahwa perusahaan ini mempekerjakan sekitar 1.500 karyawan. Meskipun bahan baku tekstil diimpor, seluruh proses produksi hingga pemasaran dilakukan oleh tenaga kerja lokal dan hanya untuk pasar dalam negeri.

“Tidak ada satupun yang diekspor," ujar Luthfi.

Dalam diskusi dengan pihak manajemen, terungkap bahwa kebutuhan dalam negeri sudah mencukupi sehingga perusahaan lebih fokus pada pasar domestik. Luthfi melihat hal ini sebagai bukti bahwa industri garmen lokal masih memiliki potensi besar, asalkan dapat bersaing dengan kualitas dan inovasi.

"Saya tanya kenapa tidak diekspor? Ternyata untuk kebutuhan dalam negeri sudah mencukupi, ada optimisme dari pengusaha garmen kalau garmen bisa hidup asalkan bisa bersaing," ujar Luthfi.

Luthfi menyoroti tantangan utama yang dihadapi oleh sektor tenaga kerja saat ini, yakni minimnya sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja. Untuk mengatasi masalah ini, ia mengusulkan pembangunan lebih banyak Balai Latihan Kerja (BLK) di berbagai daerah. Dengan adanya BLK, pencari kerja dapat mendapatkan pelatihan yang memadai sebelum masuk ke dunia kerja, khususnya industri garmen.

"Ke depan kita harus punya BLK Balai Latihan Kerja di mana-mana, sehingga para pencari kerja dilatih dulu. Jadi mereka siap kerja di garment atau di mana saja," jelas Luthfi.

Ia juga menyoroti fenomena pekerja muda yang cenderung menginginkan hasil instan dan sering keluar dari pekerjaan hanya karena faktor kecil, seperti gaji yang dirasa kurang atau ketidaknyamanan dalam bekerja. Hal ini menyebabkan perusahaan kesulitan mencari tenaga kerja yang siap pakai dan loyal terhadap pekerjaan.

“Anak-anak kita kadang pengen instan, kena panas dikit keluar, gaji kurang dikit keluar, akhirnya perusahaan juga bingung cari orang siap kerja susah,” ujar Luthfi.

Selama kunjungan, Luthfi juga melihat teknologi yang digunakan di PT Mega Putra Garment, terutama mesin untuk membuat lubang kancing. Menurutnya, mesin ini merupakan inovasi yang langka di Jawa Tengah, hanya ada di PT Mega Putra Garment dan satu lagi di Ungaran.

"Mesin itu untuk bikin lubang kancing di Jateng hanya ada dua, di sini dan di Ungaran. Ini trobosan kreatif perusahaan," katanya.

Selain itu, Luthfi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ancaman PHK di sektor tekstil akibat serbuan produk impor dari Tiongkok. Menurutnya, perusahaan tekstil dalam negeri perlu memperbarui mesin-mesin produksi agar mampu bersaing dengan standar internasional.

Luthfi juga menekankan pentingnya menekan impor produk pakaian bekas atau drifting yang semakin mengancam industri lokal. Namun, ia mengakui bahwa kebijakan tersebut menjadi kewenangan pemerintah pusat yang perlu dibahas lebih lanjut.

"Keran impor terutama produk drifting harus ditekan, tapi itu kewenangan pemerintah pusat yang harus kita diskusikan bersama," ujar cagub nomor urut 2 ini.

Di akhir kunjungannya, Luthfi menegaskan komitmennya untuk terus memperhatikan pengembangan industri tekstil di Jawa Tengah, terutama dalam aspek peningkatan tenaga kerja dan teknologi.

"Ke depan untuk wilayah itu kita openi," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved