Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Beberapa WNI Ogah Dievakuasi dari Lebanon Meski Ribuan Orang Tewas Akibat Serangan Israel

Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menyusun langkah-langkah terkait meningkatnya serangan Israel ke Leba

Editor: m nur huda
Al Mayadeen
Asap mengepul dari kawasan kota di Lebanon selatan setelah beberapa serangan udara Israel pada hari Senin, 23 September 2024. 

"Seluruh Kedutaan Besar RI di kawasan juga terus melakukan koordinasi dan terus melakukan komunikasi dengan seluruh WNI di wilayahnya masing-masing," katanya.

Enggan Pulang

Kemenlu RI juga mengungkap dari 159 WNI yang tinggal di Lebanon, beberapa di antaranya menolak dievakuasi atau pulang ke Indonesia. Sedangkan beberapa lainnya, berubah pikiran dari sebelumnya bersikukuh kini mau mengikuti proses evakuasi.

“Ada yang tetap ingin tinggal di Lebanon karena merasa wilayah tempat tinggalnya masih aman,” kata Direktur Perlindungan WNI (PWNI) Kemlu RI, Judha Nugraha.

“Ada beberapa yang berubah berpikiran, berubah pikiran untuk mau ikut evakuasi,” lanjutnya.

Namun Judha belum bisa menyampaikan soal jumlah pasti berapa orang WNI yang mau dievakuasi dan memilih tinggal di Lebanon. Perkembangan lebih lanjut akan disampaikan dalam waktu dekat. “Detailnya belum bisa disampaikan sekarang,” kata Judha.

Pasokan Senjata AS

Militer Israel mengatakan pada Rabu (2/10/2024) bahwa unit-unit infanteri dan lapis baja reguler bergabung dengan operasi daratnya di Lebanon. Ini dilakukan untuk meningkatkan tekanan terhadap Hizbullah, sambil bersiap-siap untuk membalas serangan rudal Iran.

Setelah memerangi Hamas di Gaza, Israel meningkatkan kehadirannya di Lebanon selatan dalam konfliknya dengan Hizbullah, sehari setelah diserang oleh Iran.

Dilansir Reuters, aksi Israel menimbulkan kekhawatiran bahwa Timur Tengah yang merupakan penghasil minyak dapat terlibat dalam konflik yang lebih luas. Iran mengatakan bahwa serangan tersebut, yang jadi serangan terbesarnya terhadap Israel, akan berakhir kecuali ada provokasi lebih lanjut.

Namun Israel dan Amerika Serikat berjanji untuk membalasnya. Kekerasan terus berlanjut di perbatasan Israel-Lebanon. Penambahan pasukan infanteri dan pasukan lapis baja Israel dari Divisi ke-36, termasuk Brigade Golani, Brigade Lapis Baja ke-188 dan Brigade Infanteri ke-6, menunjukkan bahwa operasi ini mungkin akan melampaui serangan komando terbatas.

Militer Israel mengatakan bahwa operasi daratnya sebagian besar ditujukan untuk menghancurkan terowongan dan infrastruktur lainnya di perbatasan. Tidak ada rencana untuk operasi yang lebih luas yang menargetkan Beirut atau kota-kota besar di Lebanon selatan. Mereka mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk puluhan kota di sepanjang perbatasan selatan.

Pukul Mundur

Sementara itu, Hizbullah mengatakan bahwa mereka bentrok dengan pasukan Israel di kota perbatasan Maroun el-Ras setelah mereka berhasil memukul mundur pasukan Israel di dekat kota perbatasan lainnya. Kelompok ini juga mengatakan telah menembakkan roket ke pos-pos militer di dalam wilayah Israel.

Israel diketahui melakukan pemboman pada Rabu pagi di pinggiran selatan Beirut, di sebuah kubu kelompok yang didukung Iran, dengan lebih dari selusin serangan udara terhadap apa yang dikatakannya sebagai target milik Hizbullah.

Menteri Telekomunikasi Lebanon Johnny Corm mengatakan bahwa sebuah menara transmisi seluler telah dihancurkan. Meskipun ada seruan gencatan senjata dari PBB, Amerika Serikat dan Uni Eropa, pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang berbasis di Lebanon terus berlanjut. (Tribun Network/dan/fik/wly/kps/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved