Berita Internasional
Harga Minyak Dunia Melonjak ke 80.93 Dollar AS Dampak Timur Tengah Memanas
Situasi Timur Tengah yang menanas berdampak pada harga minyak mentah dunia melonjak lebih dari 3 persen pada akhir perdagangan Senin (8/10/2024) waktu
TRIBUNJATENG.COM - Situasi Timur Tengah yang menanas berdampak pada harga minyak mentah dunia melonjak lebih dari 3 persen pada akhir perdagangan Senin (8/10/2024) waktu setempat atau Selasa (9/10/2024) pagi WIB.
Pelaku pasar sedang menunggu apakah Israel akan membalas serangan Iran.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent naik 3,69 persen atau 2,88 dollar AS AS ke level 80,93 dollar AS per barrel.
Sementara minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 3,71 persen atau 2,76 dollar AS ke level 77,14 dollar AS per barrel.
Kedua acuan harga minyak dunia itu sudah melonjak sejak pekan minggu lalu karena kekhawatiran bahwa Israel dapat menyerang industri minyak Iran sebagai balasan atas serangan rudal balistik yang diluncurkan Teheran.
Harga minyak mentah Brent melonjak 8,43 persen pekan lalu, menjadi kenaikan mingguan terbesar sejak Januari 2023.
Sedangkan minyak mentah WTI AS melonjak 9,09 persen, menjadi kenaikan mingguan terbesar sejak Maret 2023.
Pada Jumat lalu, Presiden AS Joe Biden melarang Israel menyerang fasilitas minyak Iran.
Larangan ini setelah harga minyak melonjak 5 persen pada hari Kamis, usai Joe Biden menyatakan bahwa AS sedang berunding dengan Israel untuk kemungkinan serangan ke Iran.
Selain itu, Biden juga mengatakan bahwa dirinya menentang Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.
Kepala strategi komoditas global di RBC Capital Markets, Helima Croft menyebut, masih belum jelas bentuk pembalasan seperti apa yang akan diambil Israel terhadap Iran.
Menurutnya, dampak terhadap pasar minyak akan terasa signifikan jika Israel menyerang Pulau Kharg di Teluk Persia, Iran, yang dilalui 90 persen ekspor minyak mentah Iran.
"Kita benar-benar harus melihat apa yang diserang Israel, dan seperti apa mekanisme respons Iran," kata Croft.
Namun, yang pasti, sudah lama kita tidak pernah sedekat ini dengan perang regional," imbuhnya.
Wakil presiden pasar minyak di Wood Mackenzie, Alan Gelder mengatakan, pasar saat ini hanya memperkirakan kemungkinan Israel menyerang fasilitas minyak Iran.
Tetapi ini bukanlah skenario terburuk. Menurut Gelder, skenario terburuk dari saling serang kedua negara itu adalah gangguan di Selat Hormuz, selat yang memisahkan Iran dan Uni Emirat Arab, yang dilalui 20 persen ekspor minyak mentah dunia.
"Iran mungkin menargetkan selat itu (Selat Hormuz) sebagai respons terhadap serangan Israel, yang akan berdampak jauh lebih dramatis pada harga minyak mentah," ucap Gelder.
Perang antara Israel dan Hamas di Gaza kini telah berlangsung selama setahun tanpa tanda-tanda akan berakhir. Konflik ini semakin meningkat menjadi perang multifront di Timur Tengah.
Israel memerangi Hizbullah di Lebanon dan telah menyerang militan Houthi di Yaman, sebagai tanggapan atas serangan roket oleh kelompok-kelompok tersebut. Sementara Hamas, Hizbullah, dan Houthi bersekutu dengan Iran.
Sejauh ini perang di Timur Tengah memang belum menyebabkan terganggunya pasokan minyak mentah, tetapi analis memperingatkan risikonya meningkat seiring terus berlanjutnya konflik.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Konflik Timur Tengah Memanas, Harga Minyak Dunia Melonjak ke 80 Dollar AS
Pria dengan 3 Gelar Master Pilih Hidup di Jalanan: Kerja Cuci Piring Saja Bisa Bawa Kebahagiaan |
![]() |
---|
Banding Ditolak, Politikus Malaysia Pemerkosa WNI Dipenjara 8 Tahun |
![]() |
---|
Gara-gara Pakai ChatGPT, Seorang Pengacara Didenda Rp166 Juta |
![]() |
---|
Pasien Menang Gugatan Setelah Diejek Dokter saat Tak Sadar di Meja Operasi, Dapat Ganti Rugi Rp6,7 M |
![]() |
---|
Penggembala Temukan Bayi Dikubur Hidup-Hidup, Berawal Lihat Tangan Mungil Keluar dari Lumpur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.