Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Siswi SMK Hilang di Gunung Slamet

Kisah Mencekam Naomi, Siswi SMK yang Tersesat di Gunung Slamet: Selamat Berkat Petunjuk Burung!

Naomi Daviola, siswi SMK yang tersesat di Gunung Slamet, menceritakan pengalaman mendebarkan saat mengikuti burung untuk menemukan jalan keluar.

Rahdyan Trijoko Pamungkas
Naomi Daviola, siswi SMK yang tersesat di Gunung Slamet, menceritakan pengalaman mendebarkan saat mengikuti burung untuk menemukan jalan keluar. Ibunya masih trauma. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANGNaomi Daviola Setyani (17), siswi kelas XII SMK 3 Semarang, akhirnya ditemukan setelah sempat hilang saat mendaki Gunung Slamet.

Perempuan yang akrab disapa Vio itu kini telah kembali ke rumahnya di Kelurahan Karangroto, Kecamatan Genuk, dengan kondisi selamat.

Kisah tersesatnya di hutan membawa pengalaman yang mencekam, di mana ia mengandalkan petunjuk dari burung untuk menemukan jalan keluar.

Naomi Daviola, siswi SMK yang tersesat di Gunung Slamet, menceritakan pengalaman mendebarkan saat mengikuti burung untuk menemukan jalan keluar. Ibunya masih trauma.
Naomi Daviola, siswi SMK yang tersesat di Gunung Slamet, menceritakan pengalaman mendebarkan saat mengikuti burung untuk menemukan jalan keluar. Ibunya masih trauma. (Rahdyan Trijoko Pamungkas)

Baca juga: Video SMK 3 Semarang Kirim Pramuka Bantu Evakuasi Naomi di Gunung Slamet

Naomi mengaku berangkat mendaki dari ajakan kegiatan di TikTok dan meninggalkan Semarang pada Sabtu (5/10/2024).

Ia menyebut ini sebagai pengalaman pertamanya mengikuti kegiatan yang diorganisir melalui media sosial.

"Biasanya saya mendaki bersama teman-teman sekolah atau saat acara Pramuka," ujarnya saat ditemui Tribunjateng.com, Rabu (9/10/2024).

Awalnya, perjalanan mendaki Gunung Slamet berjalan lancar.

Namun, situasi berubah saat turun dari gunung. Naomi merasa ditinggalkan oleh rombongannya, yang awalnya terdiri dari tujuh orang.

"Tiga orang dari rombongan kami turun duluan. Saya berada di tengah, tapi ketika melihat ke belakang, dua orang yang semula ada di sana tiba-tiba hilang," tuturnya.

Naomi mendapati jalur yang ia lalui saat turun terasa berbeda, dan ia tidak melewati Pos Plawangan seperti yang dilalui saat naik.

Dirinya justru berakhir di dalam hutan.

Selama tersesat, Naomi hanya bisa mengikuti pergerakan burung yang seolah-olah memandu jalannya.

"Kalau burungnya naik, saya ikut naik. Kalau turun, saya ikut turun. Burung itu bahkan berhenti menunggu saya jika saya berdiam diri," kenangnya.

Pada Selasa pagi, burung tersebut kembali muncul dan membawa Naomi ke pinggir jurang di Gunung Malang.

Saat itulah ia mendengar seseorang memanggil namanya.

Sekitar pukul 10.00 WIB, tim SAR akhirnya menemukannya.

"Begitu melihat petugas SAR berbaju oranye, saya langsung berteriak minta tolong," ujarnya penuh lega.

Selama tersesat, Naomi bertahan hidup dengan bekal roti sobek dan minum dari sumber mata air di hutan.

Ia mengaku tidak memberi tahu orang tuanya bahwa ia akan mendaki Gunung Slamet, dan sekarang menyesal atas tindakannya.

"Saya masih ingin mendaki gunung, tetapi mungkin tidak akan diizinkan orang tua lagi," katanya.

Ibu Naomi, Dwi Ningsih, mengaku sempat merasa firasat buruk pada Minggu malam (6/10/2024) saat Naomi belum juga pulang.

"Saya mencoba mencari informasi dari teman-temannya, tetapi tidak ada yang tahu. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi," ungkapnya.

Dwi menyatakan bahwa Naomi izin untuk kegiatan Pramuka, namun ternyata Pramuka tidak memiliki acara pada waktu itu.

Setelah kejadian ini, Dwi mengaku masih trauma dan tidak akan mengizinkan anaknya mendaki gunung lagi.

Kisah Naomi menjadi pengingat bagi para pendaki pemula untuk selalu mempersiapkan diri dengan baik dan berkomunikasi dengan keluarga sebelum melakukan kegiatan ekstrem. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved